Pahami Framework Design Thinking dan Contoh Penerapannya
Muthiatur Rohmah
•
09 January 2024
•
697
Framework Design Thinking adalah pendekatan inovatif dan kreatif yang digunakan untuk memecahkan masalah kompleks dan mengembangkan solusi yang berorientasi pada pengguna (users).
Design Thinking bukanlah serangkaian langkah yang kaku, tetapi lebih merupakan filosofi atau pendekatan berbasis solusi terhadap pemecahan masalah.
Sobat MinDi, Yuk pelajari lebih dalam mengenai framework design thinking yang sangat membantu persiapan kariermu. Simak selengkapnya!
5 Tahap Framework Design Thinking
Menurut Tim Brown, CEO dari IDEO, Design Thinking adalah suatu pendekatan inovatif untuk memecahkan masalah yang berpusat pada pemahaman mendalam tentang orang yang akan kita bantu dan menciptakan solusi baru untuk mereka.
Lebih lanjut Tim Kastelle, profesor di University of Queensland, mendefinisikan Design Thinking sebagai sebuah keterampilan dan metode yang membantu orang mendefinisikan masalahnya dengan lebih baik dan menemukan solusi yang lebih baik.
Framework Design Thinking selalu menekankan pentingnya melibatkan orang yang beragam dalam proses pemecahan masalah untuk mencapai solusi yang lebih inovatif dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Meskipun memiliki definisi yang bervariasi, beberapa elemen inti yang sering muncul dalam pengertian Design Thinking mencakup fokus pada pengguna, empati, iterasi, dan kreativitas.
Framework Design Thinking umumnya terdiri dari beberapa tahapan, meskipun jumlah dan deskripsi tahapan dapat bervariasi tergantung pada sumbernya. Berikut adalah lima tahapan umum dalam Design Thinking:
1. Empati (Empathy)
Rasa empati dapat menjadi sebuah fokus pada pemahaman mendalam terhadap pengguna, kebutuhan mereka, dan konteks masalah. Hal ini dapat melibatkan observasi langsung, wawancara, dan empati untuk merasakan pengalaman pengguna.
2. Definisi (Define)
Mendefinisikan masalah secara jelas berdasarkan pemahaman yang telah diperoleh tentang pengguna. Kemudian dapat menyusun pernyataan tantangan (problem statement) yang berorientasi pada pengguna.
3. Ideasi (Ideate)
Menghasilkan ide-ide kreatif dan solusi potensial. Melalui ide tersebut, muncullah dorongan pemikiran bebas, brainstorming, dan eksplorasi berbagai gagasan tanpa hambatan.
4. Prototipe (Prototype)
Membangun model atau prototipe kasar dari solusi yang dihasilkan. Prototipe digunakan untuk menguji dan mendapatkan umpan balik sejak dini.
5. Uji (Test)
Mengumpulkan umpan balik dari pengguna terhadap prototipe atau solusi yang dikembangkan. Proses uji memungkinkan iterasi dan perbaikan berkelanjutan.
Tahapan-tahapan ini tidak harus diikuti secara linier dan dapat dilakukan secara berulang. Design Thinking merupakan sebuah pendekatan iteratif dan fleksibel, yang memungkinkan tim untuk kembali ke tahapan sebelumnya atau melanjutkan ke tahapan berikutnya berdasarkan hasil evaluasi dan umpan balik.
Hal ini memastikan bahwa solusi yang dihasilkan benar-benar memahami kebutuhan pengguna dan efektif dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Framework Design Thinking sangat cocok diterapkan dalam dunia karier, khususnya pada profesi product management. Yuk simak penjelasan MinDi mengenai contoh penerapan design thinking dalam dunia karir, berikut ini!
Baca Juga: Skills dan Tugas Product Manager yang Harus Kamu Kuasai
Contoh Design Thinking dalam Dunia Kerja
Framework design thinking merupakan hal yang perlu dipelajari oleh banyak orang, pemikiran ini dapat diterapkan dalam lingkungan manapun, salah satunya adalah lingkungan kerja.
Berikut akan dicontohkan penerapan Framework Design Thinking dalam dunia kerja melalui peran seorang Product Manager yang bertanggung jawab untuk mengembangkan produk atau fitur baru.
Sebagai seorang Product Manager yang memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan produk atau fitur baru, penerapan Framework Design Thinking menjadi kunci dalam mencapai kesuksesan.
Pertama, dalam melakukan pendekatan dengan tim bisnis internal dan calon pengguna eksternal untuk memahami kebutuhan, tantangan, dan keinginan mereka melalui wawancara dan sesi observasi.
Setelah memperoleh pemahaman mendalam, seorang product manager dapat merumuskan tujuan pengembangan produk dengan pernyataan tantangan yang jelas.
Bersama tim , termasuk pengembang, desainer, dan pemasaran,bersama-sama menghasilkan ide-ide kreatif untuk meningkatkan kolaborasi tim bisnis melalui perangkat lunak baru.
Kemudian, mengambil langkah untuk membuat prototipe yang mencakup fitur-fitur yang diidealkan, dan prototipe ini diujicobakan oleh tim bisnis internal untuk mendapatkan feedback yang baik. Berdasarkan feedback tersebut, literasi pada prototipe perlu dilakukan, membuat perbaikan yang diperlukan, dan melanjutkan ke tahap implementasi.
Peluncuran produk melibatkan strategi pemasaran yang efektif, pelatihan pengguna, dan pemantauan kinerja produk setelah peluncuran. Melalui pendekatan ini, seorang product manager dapat memastikan bahwa produk yang dikembangkan secara efektif memenuhi kebutuhan pengguna dan memberikan nilai tambah signifikan bagi tim bisnis.
Framework Design Thinking untuk Kehidupan Karier yang Lebih Sukses
Framework design thinking merupakan pemikiran yang fleksibel dapat menyesuaikan dengan keadaan dan dinamika lingkungan. Penerapan framework design thinking dalam dunia karier, khususnya bagi seorang Product Manager merupakan keputusan yang tepat.
Melalui design thinking, seorang product manager akan lebih terarah dan memanfaatkan kesempatan dan kegagalan sebaik mungkin untuk mengembangkan suatu produk.
Ingin mempelajari lebih lanjut mengenai design thinking pada Product Management? Yuk ikuti bootcamp Product Management dibimbing.id. Pelatihan ini mempelajari banyak hal dalam product management, termasuk melatih kemampuan framework design thinking seorang product manager.
Yuk ikut sekarang juga dan klaim promo menariknya!
Tags
Muthiatur Rohmah
Muthia adalah seorang Content Writer dengan kurang lebih satu tahun pengalaman. Muthia seorang lulusan Sastra Indonesia yang hobi menonton dan menulis. Sebagai SEO Content Writer Dibimbing, Ia telah menulis berbagai konten yang berkaitan dengan Human Resources, Business Intelligence, Web Development, Product Management dan Digital Marketing.