Manajemen Risiko Perbankan: Jenis, Prinsip, dan Strategi
Irhan Hisyam Dwi Nugroho
•
25 September 2025
•
385
Warga Bimbingan, manajemen risiko perbankan penting untuk menjaga stabilitas keuangan. Risiko yang tidak dikelola dapat mengancam operasional bank dan nasabah.
Bank menghadapi berbagai risiko seperti kredit, likuiditas, dan pasar yang perlu dikelola dengan hati-hati. Masing-masing risiko membutuhkan pendekatan yang berbeda untuk mitigasi.
Strategi pengelolaan risiko meliputi diversifikasi, pengawasan ketat, dan pencadangan dana. Yuk, simak sampai akhir untuk memahami bagaimana strategi ini menjaga kelancaran operasional bank.
Baca juga: Rekomendasi Bootcamp Risk Management 2025, Langsung Kerja!
Apa Itu Manajemen Risiko Perbankan?
Manajemen risiko perbankan adalah proses yang digunakan oleh bank untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola berbagai jenis risiko yang dapat memengaruhi keberlanjutan operasional mereka.
Risiko-risiko ini termasuk risiko kredit, likuiditas, pasar, dan operasional yang dapat berdampak besar pada kinerja dan stabilitas bank.
Proses ini bertujuan untuk meminimalkan kerugian yang mungkin timbul dan memastikan bank dapat memenuhi kewajibannya kepada nasabah dan pihak lainnya.
Dengan manajemen risiko yang baik, bank dapat menghadapi tantangan pasar dan menjaga kepercayaan nasabah serta pemangku kepentingan.
Baca juga: Fraud Risk Management: Solusi Cegah & Tangani Risiko Penipuan Bisnis
Fungsi Manajemen Risiko Perbankan
Manajemen risiko perbankan memiliki peran penting untuk menjaga stabilitas bank. Berikut adalah empat fungsi utama dalam manajemen risiko yang perlu diperhatikan.
1. Mengidentifikasi Risiko
Fungsi pertama adalah mengidentifikasi berbagai jenis risiko yang dapat dihadapi bank, seperti risiko kredit, likuiditas, dan pasar.
Proses ini membantu bank mengenali potensi ancaman yang ada. Dengan identifikasi yang tepat, bank bisa merencanakan strategi mitigasi yang sesuai.
2. Mengukur Risiko
Setelah mengidentifikasi risiko, langkah selanjutnya adalah mengukur dampak dan kemungkinan terjadinya risiko tersebut.
Proses ini melibatkan analisis untuk menilai seberapa besar kerugian yang mungkin ditimbulkan oleh masing-masing risiko.
Data yang akurat membantu bank dalam menentukan langkah mitigasi yang lebih terarah dan efektif.
3. Mengelola Risiko
Mengelola risiko dilakukan dengan cara mengontrol dan mengurangi dampaknya, seperti melalui diversifikasi dan pencadangan dana.
Strategi ini memastikan risiko tetap terkendali dan tidak merusak stabilitas bank. Pengelolaan yang efektif mengurangi potensi kerugian besar.
4. Memantau dan Meninjau Risiko Secara Berkala
Memantau dan meninjau risiko secara berkala penting untuk menyesuaikan dengan perubahan kondisi pasar.
Evaluasi terus-menerus membantu bank memperbarui strategi pengelolaan risiko. Dengan cara ini, bank tetap siap menghadapi risiko baru yang mungkin muncul.
Baca juga: Apa Itu Risk Management? Manfaat, Prinsip, Jenis, & Tips
Jenis-Jenis Risiko dalam Perbankan
Sumber: Canva
Perbankan menghadapi berbagai jenis risiko yang perlu dikelola untuk menjaga stabilitas dan kelangsungan operasionalnya, yuk simak jenis-jenis risiko tersebut!
1. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko kegagalan debitur dalam memenuhi kewajibannya terhadap bank. Ini dapat terjadi ketika peminjam tidak dapat membayar pinjaman atau bunga yang terutang.
Bank harus melakukan penilaian yang cermat terhadap kemampuan kredit debitur untuk memitigasi risiko ini.
2. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas terjadi ketika bank tidak memiliki cukup dana untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, seperti penarikan dana nasabah.
Hal ini bisa terjadi jika bank tidak dapat menjual aset atau mengakses pembiayaan dengan cepat. Bank harus menjaga keseimbangan antara aset dan kewajiban untuk memastikan likuiditas yang cukup.
3. Risiko Pasar
Risiko pasar berkaitan dengan fluktuasi harga pasar yang dapat mempengaruhi nilai aset dan kewajiban bank, seperti perubahan suku bunga, nilai tukar, dan harga saham.
Fluktuasi ini dapat menyebabkan kerugian signifikan bagi bank jika tidak dikelola dengan baik.
Bank perlu melakukan pemantauan dan analisis pasar secara terus-menerus untuk memitigasi risiko ini.
4. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko yang muncul dari kegagalan sistem internal, kesalahan manusia, atau bencana alam yang mengganggu operasional bank.
Contohnya adalah kegagalan teknologi atau pelanggaran kebijakan internal. Bank perlu memiliki sistem pengawasan dan kontrol yang kuat untuk mengelola risiko ini.
5. Risiko Hukum dan Regulasi
Risiko hukum dan regulasi timbul dari ketidakpatuhan terhadap hukum atau peraturan yang berlaku, yang dapat mengakibatkan sanksi atau denda.
Perubahan dalam regulasi juga dapat mempengaruhi cara bank menjalankan operasionalnya. Bank harus selalu memperbarui kebijakan dan prosedur untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang ada.
Baca juga: Strategi Anti Fraud: Jenis, Pilar, dan Contoh Penerapan
Strategi Pengelolaan Risiko dalam Perbankan
Untuk menjaga stabilitas dan kelangsungan operasional, bank perlu menerapkan strategi pengelolaan risiko yang tepat. Berikut adalah empat strategi yang sering diterapkan dalam dunia perbankan.
1. Diversifikasi Portofolio
Diversifikasi portofolio adalah strategi yang melibatkan penyebaran investasi bank ke berbagai jenis aset untuk mengurangi risiko.
Dengan menyebarkan investasi, bank dapat menghindari kerugian besar yang diakibatkan oleh fluktuasi tajam di satu sektor atau aset.
Hal ini memastikan bahwa penurunan nilai dari satu aset bisa diimbangi dengan aset lainnya yang lebih stabil.
2. Pencadangan Dana
Pencadangan dana dilakukan untuk menyediakan dana cadangan menghadapi risiko tak terduga.
Bank menyisihkan sejumlah uang untuk mengatasi situasi krisis atau penarikan besar-besaran. Dengan cadangan yang cukup, bank dapat menjalankan operasional tanpa gangguan.
3. Pengawasan Internal yang Ketat
Pengawasan internal bertujuan memastikan semua operasional bank berjalan sesuai prosedur.
Sistem pengawasan dan audit rutin membantu mendeteksi potensi kesalahan atau kecurangan. Ini mengurangi risiko operasional dan menjaga integritas bank.
4. Manajemen Likuiditas yang Baik
Manajemen likuiditas memastikan bank memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
Pengelolaan arus kas yang tepat memungkinkan bank mengatasi ketidakpastian pasar. Ini penting untuk menjaga kelancaran operasional bank dalam kondisi apapun.
Ingin Menjadi Profesional di Manajemen Risiko Perbankan?
Setelah mempelajari jenis, prinsip, dan strategi dalam manajemen risiko perbankan, kini saatnya mengasah kemampuanmu lebih dalam.
Yuk, ikuti Bootcamp Risk Management di dibimbing.id! Di sini, kamu akan mempelajari cara mengelola risiko secara efektif dengan bimbingan dari mentor berpengalaman dan kurikulum aplikatif yang langsung dapat diterapkan.
Dengan lebih dari 840+ hiring partner dan tingkat keberhasilan alumni 96%, peluang kariermu di dunia manajemen risiko semakin terbuka lebar!
Jadi, tunggu apa lagi? Hubungi kami di sini dan Daftar sekarang di dibimbing.id untuk memulai perjalananmu menjadi seorang profesional dalam manajemen risiko perbankan. #BimbingSampeJadi!
Referensi
- What Is Risk Management in Finance, and Why Is It Important? [Buka]
Tags
Irhan Hisyam Dwi Nugroho
Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.
