
Warga Bimbingan, mungkin sering mendengar istilah tangible dan intangible asset, kan? Kalau belum, gak masalah! Di artikel ini, kamu akan belajar semua hal tentang keduanya.
Tangible dan intangible memiliki peran besar dalam dunia keuangan dan bisnis, dan pemahaman tentang keduanya bakal membantu kamu lebih siap di dunia finance & accounting.
Dalam artikel ini, MinDi bakal kupas tuntas perbedaan, contoh, dan bagaimana keduanya mempengaruhi strategi bisnis. Pahami dengan baik, dan kamu akan lebih percaya diri dalam mengambil keputusan investasi. Yuk, simak terus!
Baca Juga: Rekomendasi Bootcamp Finance Accounting Online Bersertifikat
Apa itu Tangible Asset?
Tangible asset adalah aset fisik yang dapat dilihat, diraba, dan dimiliki secara nyata. Contoh dari tangible asset meliputi properti, kendaraan, mesin, dan peralatan. Aset ini memiliki nilai yang dapat diukur dengan mudah dan sering kali digunakan dalam operasional sehari-hari bisnis.
Sifatnya yang nyata, membuat tangible asset bisa kamu jadikan jaminan untuk pinjaman atau investasi, dan nilai depresiasinya pun dapat dihitung seiring waktu.
Apa itu Intangible Asset?
Intangible asset adalah aset non-fisik yang tidak bisa dilihat atau disentuh, namun tetap memiliki nilai yang signifikan bagi perusahaan. Contoh dari intangible asset termasuk merek dagang, paten, hak cipta, dan goodwill.
Aset ini berkontribusi terhadap daya saing dan profitabilitas jangka panjang perusahaan, meskipun nilainya lebih sulit diukur secara langsung dibandingkan dengan tangible asset. Sebagian besar intangible asset berkembang seiring reputasi dan inovasi perusahaan.
Baca Juga: Apa itu Manajemen Pajak? Ini Penjelasan Lengkapnya
Contoh Tangible Asset
Dalam dunia bisnis, baik tangible maupun intangible asset sama-sama punya peran penting dalam mendukung kelangsungan perusahaan. Nah, kalau ngomongin tangible asset, berikut ini adalah 4 contoh yang sering kita temui.
1. Tanah
Tanah merupakan salah satu tangible asset yang punya nilai stabil dan sering digunakan sebagai aset investasi jangka panjang. Tanah bisa dihargai berdasarkan lokasi dan potensi pengembangannya. Selain itu, tanah juga sering dijadikan jaminan pinjaman bagi perusahaan.
2. Bangunan
Bangunan termasuk tangible asset yang juga sering kali menjadi bagian utama dari properti perusahaan. Nilai bangunan bisa meningkat seiring dengan perawatan dan renovasi yang dilakukan.
Tak hanya itu, bangunan juga bisa menghasilkan pendapatan melalui sewa atau penggunaan untuk kegiatan operasional.
3. Mesin
Mesin adalah contoh tangible asset yang langsung digunakan untuk mendukung proses produksi.
Mesin yang dimiliki perusahaan memiliki nilai yang dapat dihitung melalui biaya pembelian dan depresiasi. Semakin canggih mesin tersebut, semakin besar pula kontribusinya terhadap efisiensi produksi.
4. Kendaraan
Kendaraan adalah tangible asset yang penting, terutama bagi perusahaan yang bergerak di bidang distribusi atau logistik.
Kendaraan bisa digunakan untuk mengangkut barang atau memfasilitasi mobilitas karyawan. Seperti mesin, kendaraan juga mengalami depresiasi seiring pemakaiannya.
Contoh Intangible Asset
Selain tangible asset, perusahaan juga memiliki intangible asset yang tak kalah pentingnya. Berikut adalah beberapa contoh intangible asset yang mendukung daya saing bisnis.
1. Kekayaan Intelektual
Kekayaan intelektual, seperti paten dan hak cipta, adalah contoh intangible asset yang sangat bernilai. Aset ini melindungi produk atau inovasi perusahaan agar tidak ditiru oleh pihak lain. Paten atau hak cipta bisa menjadi aset yang menguntungkan bagi perusahaan, karena memberikan keunggulan kompetitif di pasar.
2. Lisensi dan Hak
Lisensi atau hak juga termasuk dalam intangible asset, yang memberikan izin kepada perusahaan untuk menggunakan teknologi atau brand tertentu.
Misalnya, hak lisensi perangkat lunak memungkinkan perusahaan untuk menggunakan software premium tanpa melanggar hak cipta. Nilai dari lisensi ini bisa sangat besar, tergantung pada kontrak dan durasi yang diberikan.
3. Ekuitas Merek
Ekuitas merek adalah intangible asset yang mencakup nilai reputasi dan pengenalan merek di pasar. Merek yang kuat bisa meningkatkan kepercayaan konsumen dan mempengaruhi keputusan pembelian. Seiring berjalannya waktu, ekuitas merek ini bisa tumbuh menjadi salah satu aset perusahaan yang paling berharga.
Apa Saja Perbedaan Tangible dan Intangible Asset?
Sumber: Freepik
Tangible dan intangible asset memiliki perbedaan yang cukup signifikan meskipun keduanya penting dalam dunia bisnis. Yuk Warga Bimbingan, simak penjelasannya di bawah ini!
1. Sifat Fisik
Tangible asset memiliki bentuk fisik yang bisa dilihat dan disentuh, seperti properti, kendaraan, dan mesin. Sebaliknya, intangible asset tidak memiliki bentuk fisik, melainkan berupa hak, lisensi, atau reputasi merek yang tidak bisa disentuh meskipun sangat berharga.
Meskipun tak tampak, intangible asset ini memiliki potensi untuk mendatangkan keuntungan besar dalam jangka panjang.
2. Penilaian dan Depresiasi
Tangible asset biasanya lebih mudah untuk dinilai karena memiliki harga pasar yang jelas dan dapat dihitung depresiasinya seiring waktu.
Sementara itu, intangible asset lebih sulit untuk dinilai secara objektif, dan depresiasinya sering kali bergantung pada faktor-faktor yang lebih kompleks, seperti perubahan pasar atau peraturan hukum.
Oleh karena itu, evaluasi intangible asset sering melibatkan analisis lebih mendalam terhadap performa bisnis dan inovasi.
3. Penciptaan Nilai
Tangible asset biasanya menciptakan nilai langsung bagi perusahaan dalam bentuk penggunaan fisik atau operasional, seperti mesin yang meningkatkan produksi.
Di sisi lain, intangible asset menciptakan nilai jangka panjang melalui pengaruh tidak langsung, seperti meningkatkan daya saing melalui merek atau hak paten yang melindungi inovasi.
Walaupun tidak langsung terlihat, intangible asset sering kali menjadi kekuatan utama yang membedakan perusahaan dari kompetitor.
Baca Juga: Rekomendasi Bootcamp Finance Accounting Online Bersertifikat
Bagaimana Cara Menghitung Tangible dan Intangible Asset?
Menghitung nilai tangible dan intangible asset memiliki pendekatan yang berbeda karena sifatnya yang sangat bervariasi. Berikut cara menghitung kedua jenis aset tersebut.
1. Cara Menghitung Tangible Asset
Tangible asset adalah aset fisik yang dapat dihitung secara langsung. Untuk menghitung nilai tangible asset, biasanya digunakan metode berikut:
a. Biaya Perolehan
Biaya perolehan adalah jumlah yang dibayarkan untuk memperoleh aset, termasuk biaya pembelian, transportasi, instalasi, dan biaya lain yang terkait. Misalnya, jika sebuah mesin dibeli dengan harga Rp 500 juta dan biaya instalasinya Rp 50 juta, maka biaya perolehannya adalah Rp 550 juta.
b. Depresiasi
Aset fisik seperti mesin dan kendaraan akan mengalami penurunan nilai seiring waktu (depresiasi). Untuk menghitung nilai tangible asset yang sudah digunakan, kita perlu mengurangi biaya perolehan dengan jumlah depresiasi yang telah dihitung.
Misalnya, jika mesin memiliki umur ekonomis 10 tahun dan depresiasi tahunan Rp 55 juta, maka setelah 5 tahun nilai mesin tersebut adalah Rp 550 juta - (5 x Rp 55 juta) = Rp 275 juta.
2. Cara Menghitung Intangible Asset
Intangible asset lebih sulit dihitung karena tidak memiliki bentuk fisik, tetapi tetap memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Berikut adalah beberapa cara untuk menghitungnya:
a. Nilai Wajar
Salah satu cara menghitung nilai intangible asset adalah dengan menentukan nilai wajar atau harga yang bisa dicapai di pasar. Untuk aset seperti paten atau merek dagang, ini bisa dilakukan dengan melihat transaksi yang relevan atau penilaian pasar terkait aset tersebut.
b. Metode Pendapatan
Dalam metode ini, nilai intangible asset dihitung berdasarkan potensi pendapatan yang dapat dihasilkan dari aset tersebut di masa depan. Misalnya, nilai merek bisa dihitung berdasarkan proyeksi pendapatan yang dihasilkan oleh merek tersebut dalam jangka panjang.
Jika sebuah merek diharapkan dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp 100 juta per tahun selama 5 tahun, maka nilai intangible asset tersebut dapat dihitung menggunakan nilai sekarang dari aliran pendapatan tersebut.
c. Biaya Pengembangan
Untuk beberapa intangible asset seperti perangkat lunak atau hak cipta, biaya pengembangan dapat digunakan sebagai dasar penilaian. Misalnya, biaya yang dikeluarkan untuk penelitian dan pengembangan suatu teknologi dapat dihitung sebagai nilai aset tersebut.
Baca Juga: Panduan Cara Membaca Laporan Keuangan Perusahaan yang Benar
Ingin Berkarier di Finance & Accounting?
Mempelajari perbedaan tangible dan intangible asset adalah langkah awal yang penting untuk memulai karier di bidang finance & accounting.
Jika kamu ingin mendalami lebih dalam dan mendapatkan keterampilan yang langsung bisa diterapkan di dunia kerja, ikut Bootcamp Finance & Accounting di dibimbing.id adalah pilihan yang tepat!
Di sini, kamu akan dibimbing oleh mentor berpengalaman, dengan silabus terlengkap dan kesempatan praktek nyata untuk memperkaya portofolio. Selain itu, kamu bisa mengulang kelas secara gratis, dengan 96% alumni yang sudah sukses mendapatkan pekerjaan, serta lebih dari 840+ hiring partner yang siap menyalurkan kerja.
Kamu masih punya pertanyaan seperti "Apa saja materi yang akan diajarkan di Bootcamp?" atau "Bagaimana cara saya mendapatkan kesempatan kerja setelah selesai pelatihan?", konsultasikan pertanyaanmu secara gratis di sini. dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi!
Tags