dibimbing.id - Pengertian QA Testing Software: Tujuan, Jenis, & Tahapannya

Pengertian QA Testing Software: Tujuan, Jenis, & Tahapannya

Farijihan Putri

04 April 2025

156

Image Banner

QA testing adalah kunci buat memastikan perangkat lunak berjalan tanpa bug yang mengganggu pengalaman pengguna.

Menurut World Quality Report 2022-23 dari Capgemini, 61% perusahaan menganggap QA dan testing sebagai faktor utama dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. Artinya, skill QA semakin dicari, dan peluang karier di bidang ini semakin luas.

Kalau kamu tertarik terjun ke dunia Quality Assurance, ada banyak cara buat belajar, salah satunya lewat Bootcamp Quality Assurance dibimbing.id yang langsung ngajarin praktik nyata.

Mau tahu lebih lanjut soal QA testing dan kenapa skill ini penting buat karier di dunia teknologi? Yuk, simak pembahasannya di sini!


Apa Itu QA Testing Software?


QA testing software adalah proses pengujian perangkat lunak untuk memastikan kualitasnya sebelum digunakan oleh pengguna. Tujuannya simpel yaitu menemukan bug, meningkatkan performa, dan memastikan aplikasi berjalan sesuai ekspektasi.

Bayangin kalau kamu pakai aplikasi yang sering error atau lemot pasti bikin kesel, kan? Nah, QA testing mencegah hal itu dengan mengecek setiap aspek. Mulai dari fungsionalitas, keamanan, hingga pengalaman pengguna. Makanya, peran QA tester penting banget di bidang teknologi.


Tujuan QA Testing Software


Tujuan utama QA testing software adalah memastikan produk yang dirilis ke pengguna berkualitas tinggi dan bebas dari masalah. Berikut 3 tujuan utamanya!


1. Mencegah Kesalahan yang Merusak Pengalaman Pengguna


Nggak ada yang suka aplikasi yang sering error atau tiba-tiba crash, kan? QA testing berperan untuk mendeteksi dan memperbaiki masalah sebelum produk sampai ke tangan pengguna. Dengan begitu, mereka bisa menikmati pengalaman yang lancar tanpa gangguan teknis.


2. Menemukan Bug Sebelum Berdampak Pada Konsumen


QA testing adalah proses penting untuk mengidentifikasi bug atau celah dalam sistem sebelum menyebabkan masalah besar. Kalau bug sampai lolos ke produk final, bisa bikin repot tim teknis dan menurunkan kepercayaan pelanggan. Pengujian yang teliti membuat risiko ini bisa diminimalkan sejak awal.


3. Memastikan Produk Memenuhi Standar Kualitas dan Keamanan


Sebuah software nggak cuma harus berjalan dengan baik, tapi juga harus aman dan sesuai standar industri. QA testing memastikan setiap fitur diuji secara menyeluruh, dari fungsionalitas hingga perlindungan data pengguna. Dengan begitu, produk yang dirilis nggak cuma canggih, tapi juga terpercaya.

Baca Juga: Panduan Memilih Bootcamp Quality Assurance Terbaik


Jenis-Jenis QA Testing Software


Sumber: Freepik

Warga Bimbingan mungkin penasaran nih apa saja jenis-jenis QA testing software. Nah, simak penjelasan dari MinDi ya!


1. Manual Testing


Metode ini dilakukan oleh tester tanpa bantuan alat otomatis, mengandalkan observasi dan pengalaman mereka. Proses ini penting untuk memahami bagaimana pengguna nyata akan berinteraksi dengan software.

Walaupun lebih memakan waktu, manual testing sering digunakan untuk uji coba awal sebelum otomatisasi diterapkan.


2. Automated Testing


Jika manual testing terasa lambat, automated testing adalah solusinya. Pengujian dilakukan menggunakan script dan alat otomatis untuk mempercepat proses dan meningkatkan akurasi. Metode ini cocok untuk pengujian yang berulang dan membutuhkan hasil yang lebih konsisten.


3. Performance Testing


QA testing adalah kunci untuk memastikan software tetap stabil meskipun digunakan oleh banyak orang sekaligus. Performance testing menguji kecepatan, responsivitas, dan daya tahan sistem saat menghadapi beban tinggi. Nah, ini penting untuk menghindari crash saat traffic pengguna meningkat.


4. Security Testing


Keamanan adalah prioritas, apalagi kalau software menyimpan data sensitif pengguna. Security testing berfungsi untuk mendeteksi celah keamanan yang bisa dimanfaatkan oleh hacker. Dengan pengujian ini, risiko kebocoran data bisa diminimalkan.


5. Usability Testing


Software yang canggih tapi sulit digunakan bakal bikin frustasi pengguna. Usability testing menguji apakah tampilan dan pengalaman pengguna cukup intuitif. Jika ada elemen yang membingungkan, pengembang bisa segera melakukan perbaikan agar lebih user friendly

Baca Juga: Software QA Engineer: Arti, Tugas, Tools, dan Cara Menjadi


Apa Saja Tahapan dalam QA Testing Software?


Sumber: Freepik

Dalam proses QA, ada beberapa tahapan penting yang harus Warga Bimbingan lalui agar software benar-benar siap digunakan. Yuk, simak 6 tahapan berikut ini!


1. Perencanaan


Langkah pertama adalah menentukan strategi pengujian yang sesuai dengan kebutuhan proyek. Tim QA menetapkan cakupan pengujian, metode yang digunakan, serta target kualitas yang ingin dicapai. Tahap ini memastikan seluruh proses berjalan terstruktur dan efisien.


2. Desain


Setelah perencanaan matang, tahap selanjutnya adalah membuat skenario dan kasus uji. Tim QA mendesain berbagai skenario penggunaan untuk mengidentifikasi potensi error lebih awal. Pengujian yang dirancang dengan baik akan memudahkan proses debugging di tahap berikutnya.


3. Pengembangan


Pada tahap ini, tim mulai menulis script untuk pengujian otomatis serta menyiapkan alat yang diperlukan. 

QA testing adalah bagian krusial dalam memastikan software yang dikembangkan sesuai dengan spesifikasi. Proses ini juga membantu tim menemukan bug sebelum produk masuk ke tahap produksi.


4. Produksi


Setelah pengujian awal dilakukan, software mulai digunakan oleh pengguna dalam skala lebih luas. Tim QA tetap memantau performa sistem untuk mendeteksi masalah yang mungkin muncul. Jika ada kendala, solusi bisa segera diterapkan agar pengalaman pengguna tetap optimal.


5. Evaluasi Fungsionalitas, Aksesibilitas, dan Keandalan Perangkat Lunak


Software harus diuji dari berbagai aspek, termasuk kemudahan penggunaan dan kestabilan sistem. QA testing adalah proses yang memastikan produk bisa berjalan dengan lancar di berbagai perangkat dan skenario penggunaan. 

Jika ada kendala, tim QA akan memberikan rekomendasi perbaikan sebelum software dirilis lebih luas.


6. Pemeriksaan Desain, Coding, dan Deployment


Tahap terakhir adalah meninjau kembali desain, kode, dan proses implementasi software. Tim QA bekerja sama dengan developer untuk mengidentifikasi potensi perbaikan dan memastikan semuanya berjalan sesuai standar. 

Langkah ini penting agar software benar-benar siap digunakan oleh pengguna tanpa hambatan

Baca Juga: Kursus QA Engineer: Rekomendasi, Manfaat, dan Tips Terbaik


Tingkatkan Kualitas Software dengan QA Testing yang Tepat!


QA testing software adalah langkah penting untuk memastikan produk yang dikembangkan bebas dari bug dan siap digunakan oleh pengguna. Kalau kamu mau mendalami skill QA lebih lanjut, ikutan Bootcamp Quality Assurance dibimbing.id!

Kamu bakal belajar bareng mentor berpengalaman, silabusnya lengkap, ada praktek nyata buat portofolio, gratis mengulang kelas, dan tersedia 840+ hiring partner buat bantu penyaluran kerja. 

Penasaran apa perbedaan manual testing dan automated testing dalam QA atau tools apa saja yang sering digunakan dalam QA testing? Konsultasi gratis di sini. dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi!


Referensi


  1. World Quality Report 2022-2023: Orchestrating quality in agile enterprises [Buka]

Share

Author Image

Farijihan Putri

Farijihan is a passionate Content Writer with 3 years of experience in crafting compelling content, optimizing for SEO, and developing creative strategies for various brands and industries.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!