Manfaat artificial intelligence dalam kesehatan
Nadia L Kamila
•
09 November 2023
•
2214
Sebagai sebuah tools yang dapat meniru kemampuan otak manusia untuk berpikir dan membuat keputusan, ada banyak sekali manfaat Artificial Intelligence dalam kesehatan.
Kali ini MinDi akan mengajakmu untuk membahas mengenai manfaat kecerdasan buatan atau AI ini dalam bidang kesehatan. Simak hingga akhir ya!
Manfaat Artificial Intelligence dalam Kesehatan
Kemajuan teknologi seperti AI (artificial intelligence) dimaksudkan untuk membantu pekerjaan manusia, salah satunya adalah pekerjaan tenaga medis.
Ada beberapa manfaat dari penggunaan artificial intelligence ini dalam bidang kesehatan, diantaranya adalah:
1. Diagnostik Medis
Diagnostik medis merujuk pada proses identifikasi penyakit atau kondisi kesehatan seseorang dari gejala-gejalanya. Proses ini umumnya melibatkan pengumpulan informasi medis dari pasien, termasuk riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pengujian laboratorium atau pencitraan.
AI telah memiliki peran yang signifikan dalam mengoptimalkan diagnostik medis. Berikut adalah beberapa cara AI berkontribusi dalam diagnosis medis:
Peningkatan Akurasi Diagnosis
AI dapat menganalisis data kesehatan dengan volume besar untuk menemukan pola yang tidak mudah dikenali oleh manusia.
Dalam beberapa kasus, AI telah terbukti mampu mendiagnosa kondisi seperti kanker, penyakit jantung, dan diabetes dengan tingkat akurasi yang sama atau bahkan lebih tinggi dari para profesional medis.
Pengolahan Citra Medis
Dalam bidang radiologi, AI digunakan untuk membaca dan menganalisis gambar-gambar medis seperti X-ray, CT scans, dan MRI.
AI dapat membantu radiolog dalam mengidentifikasi hal-hal yang mungkin terlewat, seperti tumor kecil atau awal perubahan patologis pada organ.
Prediksi Risiko dan Penyakit
AI dapat digunakan untuk menganalisis data pasien secara real-time dan memberikan prediksi tentang risiko penyakit tertentu.
Misalnya, dengan analisis data retina menggunakan AI, dokter bisa mendapatkan informasi tentang potensi risiko penyakit kardiovaskular.
2. Manajemen Data Kesehatan
Manfaat artificial intelligence dalam kesehatan yang kedua adalah membantu manajemen data kesehatan menjadi lebih cepat dan efisien, seperti:
Otomatisasi Pengolahan Data
AI telah berhasil mengotomatisasi proses entri dan pengelolaan data medis yang berulang, seperti pengisian formulir elektronik dan pencatatan rekam medis.
Otomatisasi ini membantu mengurangi beban kerja administratif pada staf kesehatan dan meminimalkan kemungkinan kesalahan yang biasa terjadi pada entri data manual.
Analisis Big Data untuk Pemahaman Penyakit
Di berbagai institusi kesehatan, AI telah digunakan untuk menganalisis data kesehatan dalam jumlah besar, yang menghasilkan insight tentang pola penyebaran penyakit, hasil pengobatan, dan respon pasien terhadap terapi tertentu.
Misalnya, dalam pandemi COVID-19, AI digunakan untuk menganalisis data terkait penyebaran virus, membantu dalam merancang strategi intervensi dan kebijakan kesehatan publik.
Personalisasi Perawatan Kesehatan
AI sudah membuktikan kemampuannya dalam menawarkan pendekatan yang lebih personal dalam pengobatan.
Contohnya, pada pengobatan kanker, AI membantu dalam mengidentifikasi terapi yang paling efektif berdasarkan profil genetik tumor dan pasien, yang telah berkontribusi pada peningkatan tingkat keberhasilan pengobatan dan pengurangan efek samping.
3. Penelitian dan Pengembangan Obat
AI telah memberikan kontribusi nyata dalam penelitian dan pengembangan obat serta vaksin melalui berbagai cara, seperti:
Percepatan Penemuan Obat
AI dapat menganalisis database molekul dan senyawa kimia secara besar-besaran untuk mengidentifikasi kandidat yang potensial sebagai obat baru.
Dengan teknik ini, AI telah berhasil memperpendek siklus penemuan obat yang biasanya memakan waktu bertahun-tahun.
Contohnya, Atomwise sebagai perusahaan bioteknologi yang menggunakan AI untuk memprediksi molekul yang bisa mengikat protein target dengan lebih cepat dibandingkan metode tradisional.
Desain Molekul
AI membantu mendesain molekul dengan sifat-sifat spesifik yang diperlukan untuk menjadi obat yang efektif.
DeepMind, perusahaan AI milik Google, telah mengembangkan AlphaFold, sebuah sistem yang menggunakan AI untuk memprediksi struktur protein dengan akurasi tinggi.
Pemahaman ini krusial dalam desain obat karena struktur protein sangat berpengaruh terhadap interaksinya dengan obat.
Pengujian dan Validasi Obat
AI juga digunakan untuk memprediksi bagaimana obat akan bereaksi dalam tubuh manusia, yang mengurangi ketergantungan pada uji klinis yang memakan waktu dan mahal.
Misalnya, Insilico Medicine menggunakan AI untuk mengidentifikasi biomarker penuaan dan menargetkannya dengan molekul baru yang mereka rancang, yang bisa mengakselerasi proses validasi obat tersebut.
4. Robotika dan AI dalam Proses Bedah
Robotika dan AI memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan kualitas dan hasil proses bedah. Berikut adalah tiga poin penting mengenai peran mereka dalam bidang bedah:
Presisi Tinggi dalam Bedah
Robot bedah yang dikendalikan oleh AI memungkinkan dokter bedah untuk melakukan operasi yang sangat kompleks dengan tingkat presisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan bedah konvensional.
Sistem ini mengubah gerakan tangan dokter bedah menjadi gerakan yang lebih halus dan tepat yang dilakukan oleh lengan robot, meminimalisir tremor tangan manusia dan memperbaiki akurasi pembedahan.
Bedah Minim Invasif
Dengan bantuan robotika dan AI, dokter dapat melakukan operasi minim invasif yang umumnya berarti luka operasi yang lebih kecil, pendarahan lebih sedikit, dan pemulihan yang lebih cepat bagi pasien.
Sistem robotik seperti Mako telah digunakan dalam bedah ortopedi untuk mengoptimalkan penempatan implant dan memastikan bahwa setiap pemotongan tulang dilakukan dengan keakuratan yang sangat tinggi.
Analisis dan Pelatihan Bedah
AI tidak hanya mendukung proses bedah secara langsung, tetapi juga membantu dalam analisis dan pelatihan bedah.
Sistem AI dapat menganalisis video bedah dan memberikan umpan balik untuk peningkatan keterampilan dan teknik bedah dokter.
Platform seperti Touch Surgery menyediakan simulasi bedah yang ditenagai AI untuk membantu dalam pelatihan dan persiapan pra-operasi dokter bedah.
Ternyata manfaat artificial intelligence dalam kesehatan ini tidak main-main ya! Tugas dokter dan para tenaga medis akan dapat terbantu, serta penataan manajemen seperti rekam medis juga dapat dilakukan dengan lebih efisien.
Sobat MinDi bisa mempelajari bagaimana memperoleh data serta mengolahnya menjadi sebuah tools keren seperti AI yang bermanfaat di bidang kesehatan dengan mengikuti Bootcamp Data Science dari Dibimbing.
Ada banyak mentor sekaligus praktisi data science yang akan membimbing kamu memahami bagaimana data dan cara analisis serta pengolahannya sesuai yang dibutuhkan oleh industri.
Tantangan yang Dihadapi Penggunaan AI dalam Bidang Kesehatan
Meskipun ada beberapa manfaat artificial intelligence dalam kesehatan yang luar biasa, penerapan AI di bidang kesehatan masih menghadapi beberapa tantangan signifikan yang perlu diatasi agar teknologi ini dapat diintegrasikan secara efektif dan aman.
Berikut adalah tiga tantangan penting dalam penerapan AI di bidang kesehatan:
1. Ketersediaan dan Kualitas Data
Salah satu tantangan terbesar adalah ketersediaan data yang cukup dan berkualitas untuk 'melatih' model AI. Data kesehatan sering kali bersifat fragmentaris, tidak lengkap, atau tidak tersedia karena isu privasi dan keamanan.
Selain itu, adanya bias data yang digunakan untuk melatih AI dapat menyebabkan hasil yang bias pula, yang berpotensi merugikan pasien tertentu atau kelompok populasi.
2. Integrasi dengan Sistem Kesehatan yang Ada
Sistem kesehatan sering kali sudah memiliki infrastruktur TI yang kompleks dengan sistem lama yang sulit untuk diintegrasikan dengan solusi AI yang baru.
Adaptasi sistem ini untuk bekerja dengan alat-alat AI memerlukan investasi yang signifikan baik dalam hal waktu maupun sumber daya keuangan.
3. Penerimaan dan Kepercayaan dari Profesional Kesehatan dan Pasien
Ada kekhawatiran mengenai penggantian peran manusia dengan AI, serta pertanyaan tentang keakuratan dan keandalan rekomendasi yang diberikan oleh AI.
Profesional kesehatan mungkin skeptis terhadap teknologi baru dan memerlukan bukti yang kuat bahwa AI dapat meningkatkan hasil pasien. Sementara itu, pasien mungkin memiliki kekhawatiran tentang privasi dan penggunaan data mereka.
Agar dapat mengatasi tantangan-tantangan ini, maka perlu kerja sama erat antara pengembang teknologi, praktisi kesehatan, regulator, dan pasien untuk memastikan bahwa solusi AI yang dikembangkan aman, efektif, dan dapat diintegrasikan dengan lancar ke dalam praktik kesehatan sehari-hari.
Nah, itulah pembahasan lengkap mengenai bagaimana manfaat artificial intelligence dalam kesehatan. Semoga sistem kesehatan di Indonesia bisa segera mengadopsi hal ini supaya lebih banyak pasien yang terselamatkan ya!
Jika Sobat MinDi memiliki ketertarikan di dunia medis tapi tidak bisa menjadi dokter, tak ada salahnya mengambil bagian dalam pengembangan artificial intelligence yang dikhususkan untuk membantu tim medis.
Tak perlu kuliah ataupun belajar tahunan, ikut saja Bootcamp Data Science dari Dibimbing untuk mempelajari dasar-dasar data science hingga bagaimana penerapannya untuk artificial intelligence.
Yuk daftarkan dirimu dan raih mimpimu sekarang juga!
Tags