dibimbing.id - B2B Adalah: Pengertian, Bedanya dengan B2C & Contohnya

B2B Adalah: Pengertian, Bedanya dengan B2C & Contohnya

Muthiatur Rohmah

•

06 May 2024

•

966

Image Banner

Dalam dunia bisnis perusahaan, pasti Sobat MinDi sering mendengar istilah B2B, lantas sebenarnya apa itu B2B?

B2B merupakan singkatan dari business to business, artinya sebuah proses transaksi antara satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Misalnya ada sebuah perusahaan layanan edukatif yang memberikan tawaran ke perusahaan lain untuk layanan training karyawan.

Secara umum, sebuah perusahaan langsung menjual jasa atau produk ke konsumen, namun dalam B2B, perusahaan menjual barang atau jasanya kepada perusahaan lain yang membutuhkan. Istilahnya, dalam B2B target pasar mereka bukan konsumen, melainkan perusahaan.

Sistem B2B ini sangat penting untuk dipelajari lho, terutama untuk Sobat MinDi yang bekerja di perusahaan ritel, grosir, restoran atau perusahaan lain yang menerapkan prinsip B2B ini.

Penasaran mengenai apa itu B2B secara lebih lanjut? Apa perbedaan B2B dan B2C? Apa saja contoh perusahaan yang menerapkan B2B?

Semua pertanyaan tersebut akan MinDi kupas tuntas pada penjelasan artikel berikut ini.


Apa itu B2B?


Dalam awal pembahasan kali ini, MinDi akan coba menjelaskan dengan rinci sebenarnya apa sih B2B itu? Simak terus ya!

Menurut Investopedia, Business to business atau B2B adalah bentuk transaksi antar bisnis atau perusahaan, seperti yang terjadi antara produsen dan grosir, atau antara grosir dan pengecer. 

Perlu diingat ya Sobat MinDi, bahwa sistem B2B ini merujuk pada kegiatan bisnis yang dilakukan antar perusahaan, bukan antara perusahaan dengan konsumen individu.

Proses B2B ini terjadi sebab, sebuah perusahaan membutuhkan barang atau jasa dari perusahaan lain. 

Untuk meningkatkan pemahaman Sobat MinDi, simak contoh B2B berikut ini. Sebuah perusahaan yang memproduksi sepatu menjual ribuan stok sepatu kepada perusahaan grosir. Kemudian perusahaan grosir ini menjualnya kepada toko sepatu (eceran), toko inilah yang menjualkan produk tersebut ke konsumen.

Berdasarkan contoh tersebut, proses B2B berlangsung antara perusahaan produksi sepatu, perusahaan grosir dan toko sepatu. Tiga perusahaan tersebut melakukan transaksi atau proses penjualan dengan antar perusahaan, tidak langsung ke konsumen.

Secara singkatnya, Sobat MinDi dapat memahami pengertian B2B sebagai berikut.

B2B adalah proses transaksi penjualan barang atau jasa antar perusahaan satu dengan lainnya, yang saling membutuhkan dan menguntungkan.

Gimana nih? Sudah paham mengenai proses B2B dalam transaksi perusahaan? Jika belum jangan khawatir, yuk simak beberapa contoh perusahaan B2B yang dapat meningkatkan pemahamanmu.


Karakteristik B2B


Bisnis B2B punya karakteristik yang membedakan dirinya dari B2B. Nah, apa aja sih sobat MinDi? Yuk simak disini!


1. Segi Volume Barang


Umumnya, bisnis B2B biasanya melakukan pembelian dalam jumlah besar. Bayangkan sebuah pabrik mobil yang butuh ribuan suku cadang setiap bulan.

Mereka tidak membeli satu per satu, tapi langsung dalam jumlah besar. Makanya, transaksi B2B sering melibatkan volume yang jauh lebih besar dibandingkan transaksi dengan konsumen individu.


2. Harganya Lebih Customize 


Karena volumenya besar, maka harganya bisa di kustomisasi. Harga dalam transaksi B2B sering kali merupakan hasil personalisasi di tiap klien. 

Salah satu faktor utama adalah volume pembelian. Bisnis yang membeli dalam jumlah besar biasanya mendapatkan harga yang lebih rendah per unit dibandingkan dengan pembelian dalam jumlah kecil yah. 

Jadi, kamu bisa mendapatkan harga yang lebih murah jika membeli barang yang lebih besar. 


3. Proses Lebih Panjang


Kemudian, prosesnya lebih panjang. Proses pembelian di B2B bisa lebih rumit. Sering kali melibatkan banyak pihak, seperti HR, finance, HR, ataupun logistik. 

Jadi, tidak seperti B2C yang bisa langsung klik beli, di B2B proses pembelian berlangsung lebih panjang karena lebih banyak proses yang terlibat. 

Prosesnya juga lebih panjang. Dari mulai chat, pitching, diskus internal, negosiasi, hinggap proses pembelian. 


4. Stakeholders yang Lebih Banyak 


Dalam bisnis B2B, proses pembelian mempunyai lebih banyak stakeholder yang berkepentingan. 

Banyak pihak yang terlibat dalam memutuskan pembelian. Seperti di atas misalnya, dari mulai HR, finance, user, hingga tim teknis.

Nah, itu merupakan beberapa karakteristik dari B2B yah sobat MinDi. Karakteristik ini membedakannya dengan B2C.


Contoh Implementasi B2B di Dunia Nyata


Setelah memahami tentang pengertian B2B, pasti Sobat MinDi bertanya-tanya mengenai apa saja contoh implementasi B2B di dunia nyata?

Tenang saja, MinDi sudah rangkumkan khusus buat kalian mengenai beberapa contoh implementasi sistem B2B pada beberapa perusahaan berikut ini.


1. Microsoft



Microsoft adalah perusahaan yang mengimplementasikan model bisnis B2B secara luas dalam produk dan jasanya.

Microsoft menyediakan produk-produk seperti sistem operasi Windows, Microsoft Office Suite, dan Microsoft Azure yang sering digunakan oleh beberapa perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasional. 

Microsoft juga menyediakan solusi cloud melalui Azure yang membantu perusahaan lain dalam mengelola data besar, menjalankan aplikasi enterprise, dan infrastruktur IT. 

Selain itu, Microsoft menawarkan dukungan dan layanan konsultasi yang membantu perusahaan lain dalam mengintegrasikan dan mengoptimalkan penggunaan produk-produk Microsoft.

Secara singkatnya, proses B2B dilakukan antara microsoft dengan perusahaan-perusahaan lain yang membutuhkan produk microsoft untuk meningkatnya efisiensi dan operasional bisnis perusahaan.


2. MailChimp



MailChimp merupakan platform pemasaran email, yang sangat dibutuhkan oleh bisnis lain dalam hal pemasaran.

MailChimp menjual alat yang digunakan perusahaan lain untuk merancang, mengirim, dan menganalisis campaign marketing mereka. Produk mailchimp berguna bagi perusahaan lain untuk meningkatkan komunikasi dengan pelanggan atau meningkatkan usaha pemasaran digital mereka. 

MailChimp juga menyediakan berbagai template, alat otomatisasi, dan analisis data yang membantu perusahaan lain memahami efektivitas kampanye dan meningkatkan ROI pemasaran.

Implementasi sistem B2B ini terjadi antara mailchimp dengan perusahaan lain yang memerlukan produk untuk meningkatkan efektifitas marketing bisnisnya.


3. Asana


Asana adalah aplikasi manajemen proyek yang dirancang untuk membantu tim dalam mengkoordinasikan, melacak, dan mengelola proyek mereka secara efisien. 

Produk Asana ini digunakan oleh berbagai perusahaan untuk memastikan bahwa setiap anggota tim dapat melihat tugas-tugas yang harus dilakukan, tenggat waktu, dan progres keseluruhan dari proyek yang sedang berlangsung. 

Produk Asana ini, digunakan oleh perusahaan lain untuk mengatur tim, agar dapat bekerja lebih efisien dan transparan.

Transaksi antara Asana dengan perusahaan lain yang memakai produknya merupakan contoh implementasi B2B dalam dunia nyata.


4. Cisco



Cisco adalah perusahaan teknologi jaringan dan komunikasi yang melayani bisnis perusahaan lain melalui produk dan solusi B2B. 

Cisco menyediakan produk seperti switch, router, perangkat keamanan siber, dan perangkat lunak yang membantu perusahaan lain dalam membangun dan mengelola infrastruktur jaringan mereka. 

Cisco juga menawarkan solusi seperti WebEx, yang memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi antar perusahaan dengan menyediakan alat konferensi video dan komunikasi. 

Proses B2B terjadi antara Cisco dengan perusahaan lain yang memerlukan produk cisco untuk mengelola infrastruktur dan jaringan perusahaan tersebut.


5. Kawan Lama



Kawan Lama adalah perusahaan penyedia peralatan industri, peralatan perkakas, dan furniture. Perusahaan ini menyediakan produk-produk tersebut ke perusahaan lain yang beroperasi di sektor manufaktur, konstruksi, otomotif, dan banyak lagi.

Implementasi B2B terjadi antara perusahaan kawan lama dengan perusahaan lain yang membeli produk-produk untuk meningkatkan efisiensi dan operasi industrinya.


6. Corporate Training Dibimbing.id



Dibimbing.id adalah sebuah perusahaan layanan edukatif terbaik yang menyediakan beberapa pelatihan kursus digital teknologi. Corporate training adalah salah satu layanan dibimbing.id yang bergerak di bidang B2B.

Corporate training dibimbing.id adalah proses pelatihan intensif bagi karyawan, yang ditawarkan kepada berbagai perusahaan yang ingin mengembangkan skill dan potensi karyawan mereka.

Proses B2B terjadi antara dibimbing.id dengan perusahaan lain yang memerlukan layanan corporate training untuk meningkatkan efisiensi skill dan potensi karyawan mereka.

Baca Juga: Apa itu People Development? Pengertian, Manfaat & Contohnya


Perbedaan B2B dan B2C


Gimana nih? pasti Sobat MinDi sudah paham kan mengenai sistem B2B pada sebuah perusahaan? 

Istilah B2B dalam bisnis sebenarnya berkaitan erat dengan sistem B2C. B2C merupakan singkatan dari business to costumer, yang artinya proses penjualan langsung dari perusahaan kepada konsumen.

Wah ternyata istilah B2B dan B2C memiliki keterkaitan satu sama lain. Lantas apa saja sih perbedaan B2B dan B2C? Penasaran? Yuk pahami pada penjelasan MinDi berikut ini.


1. Pihak yang Terlibat


Transaksi B2B melibatkan dua atau lebih perusahaan. Contohnya seperti produsen yang menjual kepada distributor, atau wholesaler yang menjual ke retailer. 

Pembeli dalam transaksi B2B biasanya adalah perusahaan, dan proses pembelian melibatkan beberapa individu atau departemen, seperti pengadaan, manajemen, dan keuangan.

Sedangkan B2C hanya melibatkan perusahaan yang menjual produk atau layanan langsung dan konsumen saja. Contohnya seperti pembelian barang elektronik di toko ritel atau pembelian online untuk penggunaan pribadi. 

Pada sistem B2C, pembeli adalah konsumen akhir yang menggunakan produk atau layanan perusahaan untuk kepentingan pribadi.


2. B2B Lebih Kompleks dari B2C


Sistem B2B cenderung lebih kompleks daripada B2C. Pada B2B proses pembelian melibatkan negosiasi harga, kondisi pembayaran, kontrak jangka panjang, dan persyaratan pengiriman yang khusus. 

Selain itu, produk atau layanan B2B memiliki teknik yang cukup kompleks dan memerlukan dukungan pelatihan dan layanan purna jual. Wah kelihatan sangat kompleks bukan? hal ini karena B2B melibatkan dua perusahaan atau lebih, sehingga skalanya lebih besar.

Sedangkan pada B2C, transaksi relatif lebih sederhana. Konsumen biasanya memilih produk, membayar, kemudian transaksi selesai tanpa perlu negosiasi atau kontrak jangka panjang.


3. B2B Lebih Personal, B2C Transaksional


Sistem B2B memerlukan pendekatan yang lebih personal. Perusahaan layanan atau produk harus memahami secara mendalam tentang kebutuhan bisnis klien atau perusahaan lain untuk menyediakan solusi yang sesuai. 

Hubungan B2B harus dibangun atas dasar kepercayaan dan kerjasama jangka panjang, sebab melibatkan dua perusahaan yang berbeda dan memiliki skala yang cenderung lebih kompleks.

B2C lebih bersifat transaksional, artinya fokus pada pemasaran massal dan penjualan, sehingga minim interaksi yang mendalam antara penjual dan pembeli. 

Perusahaan yang menggunakan sistem B2C biasanya menarik perhatian konsumen melalui iklan dan promosi.


4. Target Audiens


Target audiens B2B adalah perusahaan atau layanan lain. Marketing B2B harus disesuaikan untuk berbicara kepada para CEO, Head of Marketing, dan orang-orang berpengaruh lainnya dalam perusahaan tersebut.

Target audiens B2C adalah individu konsumen. Pemasaran B2C cenderung lebih luas dan bertujuan untuk menarik berbagai segmen konsumen berdasarkan demografi, perilaku, dan preferensi pribadi.

Agar Sobat MinDi lebih paham, yuk simak visualisasi perbedaan B2B dan B2C pada tabel berikut ini.

Memahami perbedaan B2B dan B2C akan membantu perusahaan merancang dan mengimplementasikan strategi yang sesuai untuk setiap model bisnis, sehingga memaksimalkan efektivitas dalam berinteraksi dengan pasar masing-masing.


Tips Memulai Bisnis B2B


Gimana nih? Sobat MinDi pasti sudah paham dengan jelas sistem B2B dalam bisnis perusahaan. Apakah Sobat MinDi tertarik untuk memulai bisnis B2B kamu sendiri?

Jika iya, Yuk simak tips memulai bisnis B2B yang efektif versi MinDi berikut ini.


1. Petakan Siapa Saja Stakeholder yang Terlibat dalam Bisnis


Sebagai langkah awal memulai bisnis B2B, Sobat MinDi harus memahami siapa target pasar dalam konteks bisnis ke bisnis. 

Hal ini bisa termasuk perusahaan di industri tertentu, ukuran bisnis tertentu, atau perusahaan yang memiliki kebutuhan khusus yang dapat Sobat MinDi penuhi.

Misalnya nih, Sobat MinDi ingin membuka B2B tentang layanan pelatihan karyawan, Sobat MinDi harus riset dulu, perusahaan-perusahaan yang memerlukan training karyawan tersebut.

Selanjutnya, bentuk tim yang akan berperan penting dalam operasi bisnis, termasuk pengembangan produk, pemasaran, penjualan, dan dukungan pelanggan.

Terakhir, jangan lupa untuk memahami produsen yang efektif dan potensial, mereka akan berperan dalam menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan untuk operasi bisnis.


2. Riset tentang Pain Point dan Kebutuhan Mereka


Langkah selanjutnya, Lakukan riset pasar untuk memahami kebutuhan spesifik dan masalah yang dihadapi oleh pelanggan potensial. Gunakan survei, wawancara, atau data industri untuk mengumpulkan informasi ini.

Misalnya jika Sobat MinDi membuka B2B layanan training karyawan, sebarkan survei kepada perusahaan yang membutuhkan atau sering menggunakan layanan training, tanyakan apa yang mereka inginkan dalam layanan tersebut.

Fokus pada pain pointnya, yaitu pemecahan masalah nyata yang dihadapi oleh pelanggan B2B. Misalnya, Apakah perusahaan tersebut menginginkan layanan training dengan mentor yang profesional? Menginginkan fleksibilitas pembelajaran? Harga yang lebih murah?

Setelah memahami pain point tersebut, tentukan solusi yang dapat mengatasinya, lalu jelaskan kepada perusahaan tersebut.


3. Perkuat USP (Unique Selling Proposition)


Tentukan apa yang membuat produk atau layanan Sobat MinDi berbeda dari yang lain di pasar. Apakah keunggulan teknis, harga, layanan pelanggan, atau kualitas produk?

Pastikan USP jelas dan mudah dipahami oleh target pasar. Perhatikan bahwa USP harus tercermin dalam semua aspek komunikasi pemasaran dan penjualan bisnis.


4. Bangun Relationship


Seperti yang sudah kita pahami sebelumnya, Bisnis B2B dibangun untuk hubungan jangka panjang. Investasikan waktu dan sumber daya untuk membangun hubungan yang kuat dengan klien melalui komunikasi yang konsisten dan handal.

Tunjukkan keandalan dan integritas dalam melayani mereka, kepercayaan adalah kunci keberhasilan dalam bisnis B2B.

Jangan lupa untuk selalu aktif membangun jaringan, seperti mengikuti seminar dan acara networking lainnya yang membuat Sobat MinDi bertemu dengan pelanggan potensial dan membangun hubungan profesional.


Tren B2B tahun 2024


Untuk menambah pemahaman yang mendalam mengenai B2B, yuk simak penjelasan MinDi mengenai tren B2B tahun 2024, yang telah MinDi rangkum melalui data dari hubspot:

Pada tahun 2024, B2B akan didominasi oleh penggunaan intensif teknologi AI yang memperkuat efisiensi dan efektivitas dalam penjualan B2B.  

Menurut data terkait, sebagai 63% perusahaan menyatakan bahwa AI memudahkan mereka untuk bersaing, penggunaan AI telah beralih dari nilai tambah menjadi kebutuhan dasar setiap perusahaan. Artificial Intelligence ini akan bermanfaat sebagai otomatisasi tugas manual, penyediaan wawasan berdasarkan data, dan penulisan konten penjualan. 

Sementara itu, alat layanan mandiri seperti chatbots menjadi semakin penting, menurut data terdapat 64% marketer menawarkan fasilitas ini untuk meningkatkan user experience pengguna secara mandiri.

Kesadaran akan pentingnya menjaga kepuasan pelanggan terus meningkat. Hal ini karena pelanggan yang puas akan memperpendek siklus penjualan dan meningkatkan referensi. Hal ini sangat menguntungkan buat bisnis Sobat MinDi!

Selain itu, dalam sistem B2B perusahaan harus memiliki pengetahuan produk yang mendalam sehingga dapat mempersiapkan diri untuk berinteraksi dengan calon klien. 

Keseluruhan tren B2B tahun 2024 ini mengarah pada pemberdayaan pembeli dan penekanan pada pendekatan penjualan yang harus lebih personal dan memiliki wawasan produk atau layanan lebih mendalam.

Baca Juga: 10 Jenis Soft Skill Profesional yang Wajib dipelajari!


FAQ Business to Business


Berikut merupakan pertanyaan yang sering ditanyakan terkait dengan B2B


Apa saja tantangan utama dalam bisnis B2B?


Tantangan utama dalam B2B antara lain adalah siklus penjualan yang panjang, proses pengambilan keputusan yang melibatkan banyak pihak, dan kebutuhan untuk menyesuaikan produk atau layanan dengan spesifikasi yang sangat detail dari pembeli bisnis.


Bagaimana teknologi mempengaruhi bisnis B2B?

Teknologi, terutama AI telah merevolusi cara perusahaan B2B beroperasi. Ini termasuk otomatisasi proses penjualan, peningkatan analitik untuk pengambilan keputusan yang lebih baik, dan peningkatan interaksi pelanggan melalui platform digital.

Bagaimana cara efektif untuk menghasilkan lead di B2B?

Strategi efektif untuk menghasilkan lead di B2B meliputi pemasaran konten, SEO, pameran perdagangan, seminar web, dan kampanye email yang ditargetkan. Penting juga untuk memanfaatkan networking dan kemitraan strategis.

Mengapa hubungan pelanggan penting dalam B2B? 

Dalam B2B, hubungan pelanggan sangat penting karena transaksi sering melibatkan investasi besar dan kerjasama jangka panjang. Membangun kepercayaan dan mempertahankan hubungan yang kuat dapat memastikan kepuasan pelanggan dan ulasan positif dalam bisnis B2B.

Sobat MinDi, itulah beberapa pembahasan mengenai B2B dalam bisnis, jika ingin mendalami atau membangun perusahaan B2B, pastikan Sobat MinDi memahami artikel ini secara lebih dalam.

Ingin meningkatkan skill dan potensi karyawan akan melalui training atau pelatihan khusus? Jangan ragu lagi, yuk ikuti corporate training dibimbing.id.

Corporate training dibimbing.id adalah pelatihan karyawan intensif dan terbaik. Didampingi dengan para mentor profesional yang siap memberikan pembelajaran yang penting untuk kesuksesan bisnis Anda.

Training ini memiliki sistem yang fleksibel, Anda dapat memiliki materi pembelajaran hingga sistem pembelajaran yang paling efektif untuk perusahaan Anda. 

Jangan khawatir dibimbing.id juga menyediakan LMS canggih, sehingga karyawan dapat mengakses materi pembelajaran kapanpun dan dimanapun.

Gimana nih? Tertarik mendaftarkan perusahaan Anda melalui program corporate training dibimbing.id? Segera daftar di sini! dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi skill dan potensi karyawan Anda.

Share

Author Image

Muthiatur Rohmah

Muthia adalah seorang Content Writer dengan kurang lebih satu tahun pengalaman. Muthia seorang lulusan Sastra Indonesia yang hobi menonton dan menulis. Sebagai SEO Content Writer Dibimbing, Ia telah menulis berbagai konten yang berkaitan dengan Human Resources, Business Intelligence, Web Development, Product Management dan Digital Marketing.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!