dibimbing.id - Apa itu B2B? Definisi, Ciri, Contoh, & Bedanya dengan B2C

Apa itu B2B? Definisi, Ciri, Contoh, & Bedanya dengan B2C

Farijihan Putri

•

06 May 2024

•

1203

Image Banner

Banyak bisnis yang kesulitan memahami bagaimana cara terbaik untuk menjangkau pasar atau mengoptimalkan operasi mereka.

Ketika berbicara tentang hubungan antar perusahaan, pertanyaan besar sering muncul: bagaimana cara kerja B2B? Apa perbedaan utamanya dengan B2C

Tanpa pemahaman yang jelas, banyak pelaku bisnis kehilangan peluang untuk memaksimalkan jaringan bisnis dan memperkuat posisi di pasar.

Nah, supaya Anda tidak mengalami nasib serupa, MinDi akan memberikan penjelasan lengkap mengenai B2B. Yuk, simak di artikel ini sekarang!


Apa itu B2B?


B2B atau Business-to-Business adalah model bisnis dimana transaksi terjadi antara dua perusahaan, bukan langsung ke konsumen individu.

Dalam B2B, satu perusahaan menjual produk atau layanan yang dibutuhkan oleh perusahaan lain untuk mendukung operasional, produksi, atau pengembangan bisnisnya.

Contohnya, produsen bahan baku yang menjual bahan tersebut kepada pabrik atau perusahaan teknologi yang menyediakan perangkat lunak khusus untuk perusahaan lain.

B2B berfokus pada membangun hubungan bisnis yang berkelanjutan, karena sering melibatkan kontrak besar atau pembelian dalam jumlah besar yang menguntungkan kedua belah pihak.


Karakteristik Model Bisnis B2B


Sumber: Freepik

Setelah Anda memahami apa itu B2B, mari kita lihat lebih dalam pada karakteristik utama model bisnis ini. 

Ada beberapa hal yang membedakan B2B dari model bisnis lainnya, terutama jika kita bandingkan dengan B2C (Business-to-Consumer). Simak 5 karakteristik utama yang mendefinisikan model B2B.


1. Jumlah Transaksi Bisnis


Dalam model B2B, transaksi yang terjadi biasanya dalam jumlah besar. Perusahaan sering kali membeli produk atau layanan dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan operasional mereka. 

Transaksi besar ini memungkinkan harga yang lebih kompetitif dan potensi negosiasi yang lebih fleksibel antara kedua pihak.

Nah, karena jumlah transaksinya, transaksi B2B umumnya melibatkan kontrak atau kesepakatan jangka panjang.


2. Proses Penjualan yang Kompleks dan Berlapis


Berbeda dengan B2C, proses penjualan dalam B2B biasanya melibatkan beberapa tahap dan persetujuan. Mulai dari presentasi produk, negosiasi harga, hingga evaluasi kualitas, setiap langkah perlu dilakukan secara detail. 

Banyak keputusan pembelian melibatkan lebih dari satu orang atau departemen, sehingga waktu yang diperlukan juga lebih lama. Kompleksitas ini membantu memastikan bahwa produk atau layanan benar-benar sesuai dengan kebutuhan bisnis.


3. Hubungan Jangka Panjang antara Pembeli dan Penjual


Dalam B2B, hubungan antara pembeli dan penjual lebih terjalin erat dan biasanya berlangsung lama. 

Kedua belah pihak saling bergantung untuk memastikan keberlanjutan suplai dan kualitas produk atau layanan. 

Kepercayaan menjadi kunci di sini, karena ketergantungan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya sangat tinggi. Oleh karena itu, hubungan B2B sering didasarkan pada loyalitas dan kepuasan pelanggan yang terjaga.


4. Pemasaran yang Berfokus pada Relasi dan Kredibilitas


Pemasaran dalam B2B tidak hanya sekadar menarik perhatian, tetapi juga membangun hubungan yang kuat dan kredibel. 

Pendekatan pemasaran lebih terarah pada kebutuhan bisnis calon klien dan bagaimana produk atau layanan dapat membantu mereka. 

Strategi pemasaran ini sering melibatkan komunikasi yang mendalam, seperti presentasi, studi kasus, dan bukti keberhasilan. Dengan membangun kredibilitas, perusahaan B2B berharap bisa menjalin kerja sama jangka panjang dengan mitra mereka.


5. Keputusan Pembelian Berdasarkan Analisis dan Data


Dalam B2B, keputusan pembelian lebih didorong oleh analisis dan data dibandingkan emosi. Pembeli B2B biasanya melakukan riset mendalam, mempertimbangkan efisiensi, dan mengukur dampak finansial sebelum membeli. 

Data yang relevan, seperti laporan ROI (Return on Investment) dan studi kasus, sering digunakan untuk membantu proses ini. Akibatnya, perusahaan B2B perlu menyediakan informasi yang jelas dan berbasis data untuk meyakinkan calon klien.

Baca Juga: 6 Strategi Digital Marketing untuk B2B Paling Efektif


Perbedaan Model Bisnis B2B dan B2C


Model bisnis B2B dan B2C memiliki perbedaan mendasar yang memengaruhi strategi dan operasional keduanya. Berikut adalah empat perbedaan utama antara B2B dan B2C.


1. Target Pasar atau Konsumen


Dalam B2B, target pasar adalah perusahaan atau organisasi yang membutuhkan produk atau layanan untuk operasional mereka. 

Pembeli B2B biasanya mencari solusi yang dapat membantu mereka meningkatkan produktivitas atau efisiensi bisnis mereka. Sebaliknya, B2C berfokus pada konsumen individu yang mencari produk untuk kebutuhan atau kepuasan pribadi. 

Oleh karena itu, strategi B2B cenderung lebih spesifik dan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, sementara B2C lebih bersifat umum dan emosional.


2. Cara Memasarkan Produk


Pemasaran B2B menekankan pada hubungan jangka panjang dan kredibilitas, sering kali melalui komunikasi langsung, seperti presentasi, demo produk, atau studi kasus.

Pelanggan B2B mencari solusi yang berdampak besar, pemasarannya lebih berfokus pada memberikan nilai dan informasi yang mendalam. 

Di sisi lain, pemasaran B2C biasanya berorientasi pada promosi yang lebih cepat dan menarik secara visual, seperti iklan dan kampanye media sosial, yang bertujuan menarik minat individu. 

Pendekatan ini lebih mendorong keputusan pembelian yang cepat dan berbasis emosi.


3. Keputusan Pembelian


Dalam B2B, keputusan pembelian biasanya kompleks dan membutuhkan waktu karena melibatkan beberapa orang atau bahkan seluruh tim dalam perusahaan. 

Keputusan B2B lebih rasional dan didorong oleh analisis data, dengan fokus pada efisiensi, kualitas, dan ROI (Return on Investment).

Sebaliknya, pembelian B2C cenderung lebih cepat dan sering kali didorong oleh preferensi pribadi, promosi, atau emosi. 

Konsumen B2C dapat membuat keputusan hanya berdasarkan keinginan atau ketertarikan tanpa perlu banyak pertimbangan teknis.


4. Distribusi Produk atau Layanan


Distribusi dalam B2B biasanya langsung ke perusahaan atau dilakukan melalui distributor khusus yang mengerti kebutuhan bisnis.

Produk B2B sering disesuaikan dengan pesanan spesifik atau melalui kontrak untuk suplai jangka panjang. 

Sedangkan dalam B2C, produk biasanya didistribusikan melalui saluran ritel atau online, dan langsung tersedia bagi konsumen akhir.

Distribusi B2C lebih sederhana dan cepat karena berfokus pada kemudahan akses bagi individu, sementara B2B memerlukan perencanaan yang lebih terperinci sesuai kebutuhan bisnis.


Contoh Model Bisnis B2B


Sumber: Freepik

Model bisnis B2B adalah memainkan peran penting dalam berbagai sektor industri di Indonesia. Yuk, simak 5 contoh nyata dari model bisnis B2B di berbagai industri.


1. Industri Edutech


Perusahaan seperti dibimbing.id menawarkan Program Corporate Training yang dirancang khusus untuk meningkatkan keterampilan sumber daya manusia (SDM) perusahaan. 

Dengan pelatihan digital yang terpersonalisasi, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas tim mereka. 

Program ini mencakup bimbingan intensif dari para ahli, praktik langsung yang relevan, dan kurikulum yang disesuaikan dengan tujuan bisnis masing-masing perusahaan.


2. Industri Kreatif


Platform seperti Sribu menyediakan layanan desain grafis untuk kebutuhan bisnis, mulai dari logo hingga materi pemasaran. Perusahaan dapat memesan desain yang sesuai dengan identitas brand mereka melalui platform ini. 

Dengan jaringan desainer profesional, Sribu memastikan hasil yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan klien. Hal ini membantu perusahaan dalam membangun citra yang kuat di pasar.


3. Industri Otomotif


Astra Otoparts adalah contoh perusahaan yang memasok komponen otomotif ke produsen kendaraan dan bengkel di seluruh Indonesia. Mereka menyediakan berbagai suku cadang berkualitas tinggi yang mendukung operasional bisnis otomotif lainnya.


4. Industri Fashion


Dan Liris adalah perusahaan tekstil yang memasok kain dan produk tekstil lainnya ke berbagai merek fashion di Indonesia dan internasional. 

Mereka menawarkan berbagai jenis kain berkualitas tinggi yang digunakan oleh desainer dan produsen pakaian. 

Mampu memproduksi dengan kapasitas yang besar, Dan Liris mampu memenuhi permintaan dalam jumlah besar untuk memastikan kelancaran rantai pasokan bagi klien mereka.


5. Industri Food & Beverages


Indofood melalui divisi B2B-nya menyediakan bahan baku makanan seperti tepung terigu dan minyak goreng kepada produsen makanan lainnya. Perusahaan makanan dan restoran dapat mengandalkan pasokan bahan baku berkualitas dari Indofood untuk produksi mereka.

Baca Juga: 10 Tips Meningkatkan Daya Saing Perusahaan & Faktornya


Siap Mengelola Perusahaan B2B?


Mengelola perusahaan B2B membutuhkan keterampilan dan strategi yang kuat. dibimbing.id hadir untuk membantu Anda mengatasi berbagai tantangan yang mungkin menghadang. 

Melalui Program Corporate Training, dibimbing.id menawarkan solusi pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis Anda. Tersedia program Digital Skill Training, Soft Skill Training, hingga Customizable Training.

Program ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi karyawan Anda serta menciptakan tim yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan. 

Dapatkan konsultasi gratis di sini untuk memahami kebutuhan spesifik tim Anda, dan segera daftarkan perusahaan Anda untuk merasakan keuntungan nyata!


Referensi


  1. Business-to-Business (B2B): What It Is and How It’s Used [Buka]

Share

Author Image

Farijihan Putri

Farijihan is a passionate Content Writer with 3 years of experience in crafting compelling content, optimizing for SEO, and developing creative strategies for various brands and industries.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!