dibimbing.id - 5 Tahapan Desain Thinking dan Aplikasinya dalam UI/UX

5 Tahapan Desain Thinking dan Aplikasinya dalam UI/UX

Nadia L Kamila

•

07 December 2023

•

4961

Image Banner

Apa yang ada dalam benak Sobat MinDi saat mendengar kata desain thinking? Mencari ide baru? Berpikir out of the box? Mencari inovasi terbaru?

Yap, apa yang kamu pikirkan tidak sepenuhnya salah kok! Desain thinking sendiri adalah salah satu kemampuan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pekerjaan desain kreatif seperti arsitektur hingga desainer UI/UX.


Pengertian Desain Thinking


Desain Thinking adalah pendekatan dalam desain yang berfokus pada pemecahan masalah dengan cara yang inovatif dan kreatif. Pendekatan ini digunakan untuk mengembangkan produk, layanan dan pengalaman pengguna yang lebih baik dengan mengutamakan kebutuhan dan perspektif pengguna.

Desain Thinking mengutamakan pemikiran yang fleksibel, kolaboratif dan berorientasi pada pengguna. Pendekatan ini membantu tim untuk menciptakan solusi yang efektif dan juga inovatif dan berfokus pada pengguna.

Tujuan utama dari Desain Thinking adalah mengintegrasikan kebutuhan manusia dengan kemungkinan teknologi sekaligus mencapai keberhasilan bisnis. 

Pendekatan ini cukup berguna dalam mengembangkan produk, layanan dan pengalaman agar relevan bagi pengguna serta meminimalisir risiko kegagalan dalam peluncuran produk baru. 

Desain Thinking juga menekankan pentingnya kolaborasi dan pemikiran kreatif dalam setiap aspek pengembangan produk. Kolaborasi dari pemikiran kreatif inilah yang nantinya akan menghasilkan solusi yang inovatif dan di luar ekspektasi konvensional.

Dibimbing.id memasukkan materi tentang desain thinking ini dalam kurikulum Bootcamp UIUX/Product Design. Bootcamp ini didesain untuk kamu yang ingin terjun dalam bidang UI/UX namun tidak memiliki latar belakang desain produk sama sekali.   


5 Proses Tahapan Desain Thinking


Ada lima tahapan desain thinking, dan dari kelima tahapan ini bisa jadi tidak perlu dilakukan secara berurutan. Bisa jadi kamu sudah sampai tahap ketiga, namun ternyata ada pandangan untuk memperbaiki tahapan sebelumnya. 

Kelima tahap tersebut adalah:


1. Emphatize


Tahap awal dalam proses desain thinking UI/UX merupakan langkah krusial di mana desainer berusaha memahami pengguna dan masalah mereka secara mendalam. Tahapan ini biasanya melibatkan proses: 

  1. Penelitian Pengguna

Mengumpulkan informasi tentang pengguna, preferensi, kebutuhan, dan tantangan mereka. Proses ini bisa dilakukan melalui wawancara, survei, pengamatan atau analisis data.

  1. Mendengarkan dan Observasi

Berinteraksi langsung dengan pengguna untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pengalaman dan masalah mereka.

  1. Empati dengan Pengguna

Mencoba memasuki dunia pengguna, memahami perspektif mereka dan merasakan apa yang mereka rasakan. Empati ini yang akan membantu menciptakan solusi relevan dan berdampak bagi pengguna.

Fokus utama dari emphatize adalah membangun fondasi yang kuat untuk proses desain yang berorientasi pada pengguna. Selain itu juga memastikan bahwa solusi yang dikembangkan benar-benar menangani masalah nyata yang mereka hadapi.


2. Define


Tahap kedua dalam proses desain Thinking UI/UX adalah "Define". Pada tahap ini, informasi yang telah dikumpulkan selama tahap pertama diintegrasikan untuk mendefinisikan masalah inti yang perlu diselesaikan. 

Langkah-langkah dalam tahap ini meliputi:

  1. Analisis Informasi

Mengumpulkan dan menganalisis data dari penelitian pengguna untuk memahami kebutuhan dan tantangan mereka.

  1. Mendefinisikan Masalah

Mengidentifikasi dan merumuskan masalah utama yang harus diatasi. Ini sering kali dilakukan melalui pernyataan masalah yang jelas dan spesifik.

  1. Menetapkan Fokus Desain

Memutuskan aspek mana dari masalah yang akan menjadi fokus utama dalam proses desain.

Dari ketiga langkah diatas, maka akan tercipta pemahaman yang jelas tentang apa yang perlu diatasi dalam proses desain selanjutnya. 


3. Ideate


Pada tahap ketiga atau tahap ideate, desainer dan timnya akan menghasilkan sebanyak mungkin ide untuk menyelesaikan masalah yang telah didefinisikan. 

Tim akan mengadakan sesi brainstorming di mana tim secara bebas mengusulkan ide, tanpa pembatasan atau kritik. Dari sesi ini, seluruh tim mencoba berbagai pendekatan dan perspektif untuk menyelesaikan masalah dari pengguna.

Sesi ideate atau brainstorming ini diakhiri dengan mengidentifikasi ide-ide yang paling menjanjikan dan relevan dengan masalah yang didefinisikan.

Tahap ini penting untuk mendorong kreativitas dan inovasi. Caranya dengan memberi ruang bagi tim untuk berpikir di luar batasan konvensional dan mengeksplorasi kemungkinan solusi baru.


4. Prototype


Tahap keempat adalah prototype yang melibatkan langkah-langkah berikut:

  1. Pembuatan Prototipe

Membuat versi awal dari solusi yang dipilih berdasarkan ide-ide terbaik dari tahap Ideate. Prototipe ini biasanya tidak lengkap atau sempurna, tetapi cukup untuk menunjukkan bagaimana solusi akan bekerja.

  1. Iterasi Cepat

Mengembangkan prototipe dengan cepat dan murah, memungkinkan tim untuk melakukan perubahan dan penyesuaian berdasarkan umpan balik awal.

  1. Pengujian Internal

Menguji prototipe dalam tim atau dengan stakeholder internal untuk mendapatkan pemahaman awal tentang efektivitasnya.

Tujuan dari tahap prototipe adalah untuk memvisualisasikan ide-ide dalam bentuk nyata yang dapat diuji dan dievaluasi, mempersiapkan langkah selanjutnya yaitu pengujian dengan pengguna.


5. Test


Tahap terakhir dalam proses desain Thinking UI/UX adalah "Test" atau Pengujian. Pada tahap ini, prototipe yang telah dibuat diuji langsung dengan pengguna untuk mendapatkan umpan balik tentang fungsionalitas, kegunaan dan keefektifannya dalam menyelesaikan masalah.


Dari hasil test, tim akan mengumpulkan dan menganalisis umpan balik dari pengguna untuk memahami kelebihan dan kekurangan dari prototipe.

Selanjutnya akan dilakukan perbaikan dan penyesuaian pada desain berdasarkan umpan balik yang diterima. Perbaikan ini bisa jadi akan melibatkan pengulangan dari beberapa tahapan sebelumnya.

Meski begitu, tahap terakhir ini sangat penting untuk memastikan bahwa solusi yang dikembangkan benar-benar memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna.


Manfaat Desain Thinking dalam UI/UX


Lalu apa sih manfaat dari menggunakan desain thinking saat mendesain UI dan UX? 

Berikut ini empat manfaat utama dari tahapan desain Thinking dalam mendesain UI dan UX:


1. Pemahaman Pengguna yang Mendalam


Melalui tahap empati, desainer bisa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan dan perilaku pengguna. Pemahaman pengguna inilah yang akan memastikan desain UI/UX yang dikembangkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan mereka.


2. Solusi Inovatif


Tahap ideate mendorong pemikiran kreatif dan inovatif yang akan membantu tim desain menghasilkan solusi unik dan efektif yang mungkin tidak terpikirkan melalui pendekatan konvensional.


3. Pengurangan Risiko dan Penghematan Biaya

Tahap Prototipe dan Test memungkinkan desainer untuk menguji dan menyempurnakan ide sebelum pengembangan penuh. Proses ini mampu mengurangi risiko kegagalan produk dan menghemat biaya.


4. Kepuasan Pengguna yang Lebih Tinggi


Dengan fokus pada kebutuhan pengguna sejak awal dan selama proses pengembangan, tahapan desain thinking dapat meningkatkan kepuasan pengguna. Selain itu, dapat memastikan antarmuka yang intuitif dan mudah digunakan.


Studi Kasus Penerapan Desain Thinking Aplikasi GoFood

Kali ini MinDi akan memberikan studi kasus penerapan desain thinking dalam membangun pengalaman pengguna dari aplikasi yang tak asing bagi Sobat MinDi, yaitu GoFood.

GoFood adalah layanan pesan antar makanan yang merupakan bagian dari aplikasi Gojek. GoFood memungkinkan pengguna untuk memesan makanan dari berbagai restoran dan kafe di dekat mereka melalui aplikasi Gojek. 

Bagaimana tim GoFood mungkin menerapkan desain Thinking dalam pengembangan aplikasinya?


1. Emphatize


Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh GoFood untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan tentang pengalaman mereka dengan GoFood. Salah satunya melakukan survei online untuk mengumpulkan data preferensi makanan dan kebiasaan pemesanan.

GoFood juga bisa mengobservasi atau mengamati perilaku pengguna saat menggunakan aplikasi ini.


2. Define


Setelah mendapatkan umpan balik, tim akan menentukan masalah utama yang akan dikembangkan. Misalnya, perluasan pilihan makanan lokal atau mempercepat proses pengiriman.

Dari masalah utama tersebut, akan disusun pernyataan masalah dan mendefinisikan masalah secara spesifik, misalnya proses pengiriman yang lambat ataupun pilihan makanan yang kurang. 


3. Ideate


Tim internal GoFood mengadakan sesi brainstorming untuk menghasilkan ide inovatif, seperti fitur rekomendasi makanan berdasarkan lokasi. Dari sesi ini akan dipilih ide-ide yang paling mungkin untuk diterapkan dan berpotensi tinggi untuk diuji lebih lanjut.


4. Prototype


Langkah selanjutnya adalah membangun prototipe. Prototipe ini bisa berupa versi sederhana dari fitur yang dipilih, seperti desain antarmuka baru untuk fitur rekomendasi makanan.

Kemudian prototipe akan diuji coba dalam skala kecil. Pengujian ini bisa dengan dilakukan oleh tim internal atau dengan kelompok kecil pengguna.


5. Test


Tahapan terakhir adalah uji lapangan. Tim akan menggunakan prototipe pada sejumlah pengguna untuk mengumpulkan umpan balik tentang kegunaan dan efektivitasnya.

Dari umpan balik ini akan dilakukan penyesuaian dan perbaikan pada fitur. Proses Iterasi ini berlanjut hingga fitur baru bisa diterima dan diluncurkan secara resmi kepada pengguna GoFood. 

Dari keseluruhan proses ini membantu GoFood dalam mengembangkan solusi yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan preferensi penggunanya. Proses ini juga memastikan bahwa aplikasi akan terus relevan dan kompetitif di pasar.

Semoga pembahasan tentang desain thinking adalah sebagai pemecah masalah inovatif ini bisa membuatmu paham ya!

Jangan lupa ikuti Bootcamp UIUX/Product Design dari Dibimbing.id jika kamu tertarik untuk berkarir di dunia UI maupun UX desain. Bootcamp ini bisa kamu ikuti setiap akhir pekan dan kamu juga bisa mendapatkan rekaman kelas yang berlaku seumur hidup.

Tunggu apalagi, mulai karirmu dan daftar bootcamp bersama MinDi sekarang yuk!


Share

Author Image

Nadia L Kamila

Nadia adalah seorang penulis yang berfokus pada pengembangan dan peningkatan keterampilan di tempat kerja. Ia punya passion yang tinggi dalam memberikan konten-konten edukatif terutama di topik-topik seperti carreer preparation dan digital marketing.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!