Apa Itu Wireframe? Definisi, Fungsi, Tipe, & Cara Membuatnya
Siti Khadijah Azzukhruf Firdausi
•
12 April 2024
•
705
Dalam desain web dan aplikasi, wireframe adalah komponen penting dan fundamental. Lantasi, apa itu wireframe? Secara umum, ini merupakan kerangka dasar yang digunakan saat memvisualisasikan konsep desain sebelum menjadi produk nyata.
Apa Itu Wireframe?
Sumber: Freepik
Wireframe adalah representasi visual fundamental untuk antarmuka sebuah website atau aplikasi. Umumnya, wireframe digunakan untuk mengatur elemen-elemen dan fungsi pada halaman atau layar sebelum desain visual dan coding dimulai.
Lebih lanjut, wireframe sering kali digambarkan sebagai rangka atau blueprint dari produk digiyal yang akan dibuat. Di samping itu, wireframe kerap kali dibuat dalam bentuk sederhana dengan menggunakan garis hitam putih dan kotak.
Hal tersebut bertujuan untuk menekankan fungsi daripada estetika. Dengan wireframe, perancang dan pengembang bisa tetap fokus pada optimisasi alur pengguna dan fungsi teknis.
Apa Fungsi Wireframe?
Seperti yang disebutkan di atas, wireframe bisa berguna untuk mendapatkan visualisasi konsep desain antarmuka. Adapun berbagai fungsi lain wireframe mencakup:
Menentukan Struktur dan Tata Letak: Menunjukkan di mana teks, gambar, atau komponen interaktif akan ditempatkan.
Memfasilitasi Komunikasi: Membantu tim pengembang, desainer, atau stakeholder lainnya untuk memahami serta mendiskusikan rencana awal desain dan fungsionalitas produk.
Mempercepat Proses Desain: Dengan menetapkan layout dan interaksi dasar sejak awal, wireframe membantu menghindari revisi yang besar di tahap pengembangan.
Mengutamakan Pengalaman Pengguna: Memfokuskan tim pada pengalaman pengguna tanpa terganggu oleh elemen desain grafis seperti warna atau jenis font.
Apa Perbedaan Antara Wireframe dan Mockup?
Wireframe dan mockup adalah dua alat yang sering digunakan dalam desain UI/UX. Namun, kedua hal ini memiliki tujuan dan detail tang berbeda.
Wireframe dan mockup memang berfungsi untuk memvisualisasikan ide dan memfasilitasi komunikasi dalam tim pengembangan, namun ini berlaku pada level yang berbeda. Berikut adalah perbedaan utama antara wireframe dan mockup:
1. Detail dan Kejelasan
Perbedaan wireframe dan mockup bisa dilihat dari segi detail dan kejelasannya. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:
Wireframe: Biasanya bersifat sangat sederhana dan hanya menampilkan garis besar dari layout dan struktur halaman. Wireframe berfokus pada fungsi, tata letak dasar, dan alur pengguna. Wireframe tidak mencakup elemen desain seperti warna, tipografi, atau gambar nyata.
Mockup: Lebih detail dan memberikan gambaran yang lebih mendekati tampilan akhir produk. Mockup mencakup pilihan warna, tipografi, ikon, dan gambar nyata. Ini membantu stakeholder melihat dan merasakan bagaimana produk akhir akan tampak.
2. Tujuan Penggunaan
Berikutnya, perbedaan bisa dilihat dari tujuan penggunaan. Berikut uraian lengkapnya:
Wireframe: Digunakan untuk mendapatkan kesepakatan tentang struktur dasar sebelum menginvestasikan waktu dan sumber daya ke dalam desain yang lebih rinci. Ini adalah alat yang sangat baik untuk diskusi awal tentang fungsi dan prioritas konten.
Mockup: Digunakan untuk meninjau dan mengatur estetika visual dari produk. Ini adalah alat yang efektif untuk mendapatkan feedback dari klien atau stakeholder tentang desain visual sebelum memulai tahap pengembangan.
3. Fase dalam Proses Desain
Wireframe: Digunakan untuk mendapatkan kesepakatan tentang struktur dasar sebelum menginvestasikan waktu dan sumber daya ke dalam desain yang lebih rinci. Ini adalah alat yang sangat baik untuk diskusi awal tentang fungsi dan prioritas konten.
Mockup: Digunakan untuk meninjau dan mengatur estetika visual dari produk. Ini adalah alat yang efektif untuk mendapatkan feedback dari klien atau stakeholder tentang desain visual sebelum memulai tahap pengembangan.
Perbedaan antara wireframe dan mockup berikutnya bisa dilihat dari fase dalam proses desain. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:
Wireframe: Dibuat di awal proses desain sebagai representasi dasar dari halaman.
Mockup: Dibuat setelah wireframe disetujui, mockup juga menambahkan detail estetis untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang produk akhir.
4. Alat dan Kompleksitas
Perbedaan terakhir bisa dilihat dari alat yang digunakan dan kompleksitasnya. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:
Wireframe: Dapat dibuat dengan alat sederhana seperti pensil dan kertas atau dengan menggunakan perangkat lunak desain. Contoh alatnya bisa berupa Balsamiq atau Sketch yang menawarkan fungsi wireframing.
Mockup: Sering kali dibuat dengan alat desain grafis yang lebih kompleks seperti Adobe Photoshop atau Figma. Alat tersebut memungkinkan desain yang lebih rinci dan visual.
Tipe-Tipe Wireframe
Wireframe adalah alat yang sangat penting dalam proses desain web dan aplikasi, memberikan panduan visual awal sebelum pengembangan lebih lanjut. Terdapat beberapa tipe wireframe yang umum digunakan, masing-masing dengan tingkat detail dan tujuan yang berbeda. Berikut ini adalah tipe-tipe wireframe yang sering dijumpai:
1. Low-Fidelity Wireframes (Lo-Fi)
Biasanya ini dibuat dengan cepat dan sering kali menggunakan sketsa tangan atau alat sederhana. Wireframe tipe ini sangat minimalis. Sering kali, ini hanya menggunakan kotak dan garis untuk menunjukkan layout dan struktur dasar.
Lo-Fi berfokus pada fungsi dan layout dasar. Umumnya, ini digunakan untuk diskusi awal dan brainstorming ide antara tim desain dan stakeholder.
2. Medium-Fidelity Wireframes
Kategori ini lebih terperinci dari Lo-Fi. Pasalnya, ini sering dibuat dengan alat digital dan mengandung lebih banyak elemen seperti placeholder untuk teks dan gambar.
Tujuan penggunaannya adalah untuk memperjelas navigasi dan cara interaksi elemen-elemen dalam desain. Ini membantu memperjelas layout dan memberikan sedikit konteks visual.
3. High-Fidelity Wireframes (Hi-Fi)
Kategori ini sangat terperinci dan hampir mendekati mockup. Wireframe Hi-Fi sering kali termasuk elemen desain akurat seperti ikon spesifik, tipografi yang presisi, dan palet warna.
Tujuan Hi-Fi adalah untuk memberikan representasi yang hampir akurat tentang tampilan final produk. Ini termasuk interaksi pengguna dan detail visual yang lebih kaya.
4. Interactive Wireframes
Ini adalah jenis wireframe yang dapat diinteraksikan. Ini sering kali dibuat menggunakan alat seperti Axure atau Adobe XD yang memungkinkan penciptaan prototipe fungsional.
Tujuan pembuatan ini adalah untuk menguji navigasi dan alur kerja dengan stakeholder atau pengguna dalam setting yang lebih realistis. Interaksi ini membantu mendeteksi masalah usability sejak dini.
5. Responsive Wireframes
Didesain untuk menunjukkan bagaimana tampilan dan layout akan menyesuaikan dengan berbagai ukuran layar dan perangkat. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa desain web atau aplikasi berfungsi secara efektif dan terlihat estetis di semua perangkat.
Bagaimana Cara Membuat Wireframe?
Membuat wireframe merupakan langkah penting dalam proses desain UI/UX. Pasalnya, ini membantu menentukan struktur dan layout dari aplikasi atau website sebelum pengembangan lebih lanjut.
Berikut adalah langkah-langkah umum untuk membuat wireframe:
1. Pengumpulan Informasi
Langkah pertama dalam membuat wireframe adalah mengumpulkan informasi. Berikut adalah tahapannya:
Mulailah dengan mengumpulkan semua informasi yang relevan tentang proyek. Ini termasuk kebutuhan pengguna, tujuan bisnis, dan persyaratan fungsional.
Lakukan riset pengguna untuk memahami kebutuhan dan perilaku target pengguna.
2. Definisikan User Flow
Selanjutnya adalah mendefinisikan user flow. Berikut adalah langkah-langkahnya:
Sketsa alur pengguna (user flow) yang menggambarkan langkah demi langkah yang akan dilakukan pengguna dalam menggunakan aplikasi atau website.
Tentukan jalur navigasi dan tindakan utama yang perlu didukung.
3. Pemilihan Tools
Sketsa alur pengguna (user flow) yang menggambarkan langkah demi langkah yang akan dilakukan pengguna dalam menggunakan aplikasi atau website.
Tentukan jalur navigasi dan tindakan utama yang perlu didukung.
Berikutnya, pilih alat yang akan digunakan untuk membuat wireframe. Alat ini bisa sederhana seperti pensil dan kertas. Ini juga bisa berupa software digital seperti Sketch, Balsamiq, Adobe XD, atau Figma.
4. Pembuatan Wireframe
Langkah selanjutnya adalah membuat wireframe. Berikut adalah tahapannya:
Mulai dengan membuat sketsa kasar menggunakan pensil dan kertas atau langsung menggunakan software digital.
Gunakan kotak dan garis untuk mewakili elemen seperti header, footer, kolom konten, dan navigasi.
Tandai area untuk elemen interaktif seperti tombol, link, dan formulir.
Pastikan untuk memberi label pada setiap elemen agar mudah diidentifikasi.
5. Penambahan Detail
Mulai dengan membuat sketsa kasar menggunakan pensil dan kertas atau langsung menggunakan software digital.
Gunakan kotak dan garis untuk mewakili elemen seperti header, footer, kolom konten, dan navigasi.
Tandai area untuk elemen interaktif seperti tombol, link, dan formulir.
Pastikan untuk memberi label pada setiap elemen agar mudah diidentifikasi.
Langkah berikutnya dalam pembuatan wireframe adalah menambahkan detail. Berikut adalah detailnya:
Tambahkan placeholder untuk teks, gambar, dan ikon.
Tentukan hierarki informasi dengan menggunakan ukuran dan penempatan elemen.
6. Review dan Iterasi
Selanjutnya, cara membuatnya adalah dengan melakukan review serta iterasi. Berikut langkah-langkahnya:
Evaluasi wireframe dengan tim desain, pengembangan, dan stakeholder lainnya.
Buat revisi berdasarkan feedback untuk memastikan wireframe memenuhi tujuan pengguna dan persyaratan bisnis.
Ulangi proses ini untuk memperbaiki wireframe sampai mendapatkan persetujuan.
7. Lakukan Pengujian atau Testing
Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian atau testing. Berikut adalah langkah-langkahnya:
Jika memungkinkan, lakukan pengujian kegunaan dengan prototipe wireframe untuk mendapatkan feedback dari pengguna sebenarnya.
Gunakan hasil pengujian untuk membuat perbaikan lebih lanjut.
8. Finalisasi Wireframe
Setelah semua revisi dan pengujian, mulai finalisasi wireframe. Wireframe yang telah disetujui ini kemudian akan menjadi dasar untuk tahap desain lebih lanjut, seperti pembuatan mockup dan prototyping.
Demikian penjelasan tentang apa itu wireframe hingga cara membuatnya. Dengan wireframe kamu bisa memastikan bahwa produk akhir akan memenuhi kebutuhan pengguna dan tujuan bisnis.
Meski wireframe berperan penting dalam desain UI/UX, ada beberapa hal lain yang juga kamu harus kuasai. Tertarik mempelajarinya?
Apabila tertarik, MinDi sarankan kamu untuk ikut Bootcamp UI/UX Design Dibimbing.id. Lewat program ini, kamu bisa belajar teori dasar UI/UX hingga praktik dengan real-case study.
Program ini dirancang dengan kurikulum beginner-friendly. Jadi, pemula atau para career-switcher yang baru belajar juga tidak akan kesulitan mengikuti pembelajarannya.
So, tunggu apa lagi? Segera daftar dan kembangkan keahlianmu di UI/UX bareng Dibimbing.id! Apapun tujuannya, MinDi siap #BimbingSampaiJadi karir impianmu.
Tags
Siti Khadijah Azzukhruf Firdausi
Khadijah adalah SEO Content Writer di Dibimbing dengan pengalaman menulis konten selama kurang lebih setahun. Sebagai lulusan Bahasa dan Sastra Inggris yang berminat tinggi di digital marketing, Khadijah aktif berbagi pandangan tentang industri ini. Berbagai topik yang dieksplorasinya mencakup digital marketing, project management, data science, web development, dan career preparation.