dibimbing.id - User Testing, Optimalisasi Pengalaman Pengguna dengan Efektif

User Testing, Optimalisasi Pengalaman Pengguna dengan Efektif

Nadia L Kamila

•

30 November 2023

•

2513

Image Banner

User testing adalah salah satu elemen penting untuk memastikan sebuah produk dapat diterima dengan baik oleh konsumen. 

Sebuah produk digital yang dilengkapi dengan fitur canggih dan desain menarik menjadi tidak berguna jika keberadaan fitur dan desain tersebut membingungkan bagi penggunanya.

Oleh karena itu, dalam artikel ini MinDi akan membahas tentang bagaimana sebuah produk diuji agar sesuai dengan kebutuhan pasar atau kebutuhan penggunanya. 


User Testing Adalah


User Testing adalah sebuah metode yang digunakan untuk menguji seberapa mudah dan efektif suatu produk atau sistem digital dapat digunakan oleh penggunanya. Dengan kata lain, user testing membantu developer atau pengembang untuk melihat produk dari perspektif pengguna.

Tujuan utama dari user testing adalah untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang mungkin dihadapi pengguna saat menggunakan produk atau sistem. Metode ini menguji kemudahan navigasi, efektivitas fitur dan keseluruhan pengalaman pengguna. 

Selama proses user testing, beberapa orang pengguna diundang untuk mencoba produk atau sistem. Mereka diberikan tugas tertentu untuk diselesaikan, sementara tim pengembang mengamati dan merekam interaksi mereka dengan produk tersebut.

Tim pengembang dapat menganalisis feedback dan pengalaman pengguna untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dari hasil tes ini. Proses ini memastikan bahwa produk yang dikembangkan mampu memenuhi kebutuhan teknis dan juga kenyamanan penggunanya. 


Manfaat User Testing


User testing melibatkan pengguna secara langsung dalam proses pengujian dan membawa sejumlah manfaat signifikan sebagai berikut adalah: 


1. Memahami Kebutuhan dan Preferensi Pengguna


Dengan user testing, pengembang bisa mendapatkan insight langsung dari pengguna tentang kebutuhan dan preferensi mereka. Pengguna bisa memberikan feedback mengenai apa yang mereka sukai, tidak sukai, serta fitur apa yang dirasa anggap penting maupun yang kurang berguna. 

Proses ini membantu tim pengembang untuk menyesuaikan produk supaya sesuai dengan ekspektasi pengguna. Sehingga, produk yang dikembangkan mampu memenuhi kebutuhan spesifik pasar sasaran, meningkatkan kemungkinan penerimaan dan keberhasilan produk di pasar.


2. Mengidentifikasi dan Memperbaiki Masalah


Pengguna yang berinteraksi dengan produk sering kali menemukan bug, masalah navigasi atau aspek desain yang membingungkan yang sebelumnya tidak diidentifikasi oleh tim pengembang. 

Ketika masalah ini berhasil diidentifikasi di tahap awal, maka tim pengembang bisa membuat perbaikan sebelum produk diluncurkan secara luas. Hal ini bisa mengurangi risiko feedback negatif dari pasar dan meningkatkan kualitas keseluruhan produk.


3. Meningkatkan Kepuasan dan Loyalitas Pengguna


Dengan mengutamakan pengalaman pengguna melalui user testing, produk akhir memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk memenuhi atau bahkan melampaui ekspektasi pengguna. 

Hal ini tidak hanya meningkatkan kepuasan pengguna, tetapi juga berkontribusi pada pembentukan loyalitas pelanggan. Pengguna yang merasa bahwa produk telah sesuai dengan kebutuhan mereka cenderung merekomendasikan produk kepada orang lain dan tetap setia kepada merek tersebut dalam jangka panjang. 

Loyalitas seperti ini sangat penting dalam membangun reputasi positif dan mempertahankan pangsa pasar dalam lingkungan bisnis yang sangat kompetitif saat ini.


Dengan demikian, user testing adalah tidak hanya menguji fungsionalitas produk, tetapi juga tentang membangun hubungan yang lebih baik dengan pengguna dan menciptakan produk yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. 

User testing sendiri merupakan salah satu bahasan dari https://dibimbing.id/layanan/bootcamp/ui-ux-design dari Dibimbing, sebuah program pelatihan agar peserta mampu membuat aplikasi yang interaktif dan user friendly.

Jika Sobat MinDi tertarik untuk mempelajari bagaimana user testing dari UI dan UX dijalankan maupun ingin praktek langsung menguji aplikasi yang kamu buat, MinDi sarankan untuk belajar dan mengikuti Bootcamp bersama Dibimbing ini.


Metode User Testing


User testing dilakukan dengan berbagai metode untuk memastikan desain antarmuka pengguna (UI) dan pengalaman pengguna (UX) yang optimal. Berikut adalah beberapa metode user testing yang sering digunakan:


1. Think-Aloud Testing


Metode ini melibatkan pengguna yang mengungkapkan langsung tentang apa yang mereka pikirkan saat menggunakan produk. Metode ini membantu tim pengembang memahami proses berpikir pengguna dan bagaimana mereka menavigasi antarmuka.


2. A/B Testing


Dalam A/B testing, terdapat dua versi dari sebuah elemen (seperti halaman web atau fitur aplikasi) yang diuji secara paralel. Pengguna tidak mengetahui bahwa mereka sedang diuji dan interaksi mereka dengan kedua versi tersebut dianalisis untuk menentukan mana yang lebih efektif atau disukai.


3. Usability Testing


Ini adalah metode pengujian langsung, di mana pengguna diminta untuk melakukan serangkaian tugas saat menggunakan produk. Pengamat mencatat bagaimana pengguna berinteraksi dengan produk sekaligus mencari masalah usability dan aspek yang dapat diperbaiki.


4. Survei dan Kuesioner


Survei dan kuesioner digunakan untuk mengumpulkan feedback dari pengguna tentang pengalaman mereka menggunakan produk. Pertanyaan-pertanyaannya dapat berkisar dari penilaian umum hingga pertanyaan spesifik tentang elemen desain tertentu.


5. Eye Tracking


Eye tracking melibatkan penggunaan teknologi khusus untuk melacak pergerakan mata pengguna saat mereka berinteraksi dengan produk. Metode ini mampu memberi insight di mana pengguna memusatkan perhatian mereka sehingga membantu pengembang memahami elemen mana yang menarik di mata penggunanya.


6. Remote User Testing


Sesuai namanya, pengujian dilakukan secara online, di mana pengguna dapat menguji produk dari lokasi mereka sendiri. Metode ini sering digunakan untuk menguji produk dengan audiens beragam secara geografis.


7. Session Recordings


Pengguna akan direkam saat berinteraksi dengan produk. Rekaman ini membantu tim pengembang melihat secara langsung bagaimana pengguna berinteraksi dengan produk dalam penggunaan sehari-hari mereka.


8. Card Sorting


Metode ini melibatkan pengguna untuk mengorganisir informasi atau konten ke dalam kategori yang logis bagi mereka. Card sorting berguna bagi pengembang untuk merancang atau mengevaluasi navigasi dan struktur informasi produk.

Masing-masing metode ini memiliki kelebihan dan keterbatasannya sendiri dan sering kali tim pengembang mengkombinasikan beberapa metode berbeda untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang pengalaman pengguna. 


Langkah-Langkah Melakukan User Testing


Melakukan user testing adalah proses yang terstruktur dan memerlukan perencanaan yang matang untuk mendapatkan hasil yang berarti. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam melakukan user testing:


1. Menentukan Tujuan User Testing


Langkah pertama adalah menetapkan tujuan spesifik dari user testing. Apakah tim ingin menguji kegunaan fitur baru, memahami pengalaman pengguna secara keseluruhan atau mengidentifikasi hambatan dalam interaksi pengguna? Tujuan yang jelas akan membantu menentukan metode testing yang tepat dan fokus pengujian.


2. Mengembangkan Profil Pengguna


Lakukan identifikasi dan buatlah profil pengguna target yang akan diuji. Profil ini harus mencerminkan pengguna akhir produk, termasuk demografi, perilaku, dan preferensi mereka.


3. Merancang Skenario Pengujian


Buat skenario pengujian yang realistis berdasarkan tugas-tugas yang ingin diuji. Skenario ini harus menantang pengguna untuk menyelesaikan tugas-tugas yang akan mereka hadapi dalam penggunaan sehari-hari produk.


4. Rekrutmen Partisipan


Rekrut partisipan yang sesuai dengan profil pengguna yang telah ditentukan. Pastikan jumlah partisipan cukup untuk mendapatkan data yang representatif.


5. Persiapan Alat dan Lokasi Testing


Siapkan alat dan lokasi untuk melakukan testing. Mungkin tim pengembang memerlukan ruang khusus untuk testing, perangkat lunak untuk merekam sesi, dan peralatan lain yang dibutuhkan tergantung pada metode testing yang dipilih.


6. Melaksanakan User Testing


Lakukan sesi testing sesuai dengan skenario yang telah dirancang. Pastikan untuk merekam sesi dan mengambil catatan yang rinci selama proses testing berlangsung.


7. Menganalisis Hasil dan Mendapatkan Insight


Setelah sesi testing selesai, analisis data yang telah dikumpulkan. Cari pola, masalah yang umum, dan area yang memerlukan perbaikan. Gunakan insight ini untuk membuat rekomendasi perbaikan atau peningkatan produk.


8. Menerapkan Perbaikan dan Pengulangan Testing


Terapkan perbaikan berdasarkan feedback dan analisis dari user testing. Setelah perbaikan dilakukan, mungkin perlu mengulangi user testing untuk memastikan bahwa perubahan yang dilakukan telah efektif.

Nah, kesimpulannya tim pengembang maupun desainer UI UX membutuhkan proses user testing ini agar dapat menghasilkan produk maupun desain yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pasar.

User testing adalah salah satu bahasan penting yang akan Sobat MinDi dapatkan jika mengikuti bootcamp dari Dibimbing. 

Dibimbing memiliki Bootcamp UIUX/Product Design untuk kamu yang ingin berkarir menjadi UI designer, UX designer, maupun UX researcher. Tak perlu khawatir jika tidak memiliki latar belakang yang sesuai, karena bootcamp ini memiliki kurikulum yang ramah untuk pemula.

Selain itu, Dibimbing juga berkomitmen untuk meluluskan peserta hingga siap kerja dengan adanya layanan career preparation agar mempercepat kamu diterima di perusahaan impian. So, yuk daftar bootcamp sekarang juga!



Share

Author Image

Nadia L Kamila

Nadia adalah seorang penulis yang berfokus pada pengembangan dan peningkatan keterampilan di tempat kerja. Ia punya passion yang tinggi dalam memberikan konten-konten edukatif terutama di topik-topik seperti carreer preparation dan digital marketing.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!