6 Tahapan Desain dalam Menciptakan UI yang Ramah Pengguna
Nadia L Kamila
•
29 December 2023
•
6460
Tahapan desain adalah proses menciptakan solusi visual atau konseptual untuk masalah dalam bentuk produk, sistem, layanan atau pengalaman. Setiap desain memiliki karakteristik dan pendekatan khusus, namun seluruh desain memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan kegunaan, daya tarik, dan efektivitas objek atau sistem yang dirancang.
Tahapan desain UI adalah proses desain yang berfokus pada tampilan suatu aplikasi atau situs web. Tujuan utama dari desain UI adalah untuk membuat sebuah produk digital dapat digunakan dengan mudah dan menyenangkan bagi penggunanya.
Di artikel kali ini, MinDi akan mengajakmu untuk mengupas bagaimana langkah demi langkah yang harus dilakukan untuk menciptakan desain UI/UX yang ramah pengguna.
Eits.. tapi sebelum membahas mengenai tahapan desain UI/UX, MinDi mau kabarin kalau Dibimbing.id punya Bootcamp UIUX/Product Design buat kamu yang ingin meniti karir sebagai UI maupun UX desainer lho!
MinDi, kalau gak punya latar belakang desain apa bisa jadi desainer UI/UX?
Jawabannya bisa dong! Para mentor bakal membimbingmu dari nol sampai punya portofolio kece yang bakal dilirik perusahaan top! Jadi cus daftar ya!
Tahapan Desain UI
Ada enam tahapan desain atau langkah-langkah yang harus dilakukan oleh desainer UI untuk membuat desain interface yang ramah pengguna
1. Riset
Di tahapan pertama, penelitian dan pengumpulan informasi adalah langkah penting untuk memahami kebutuhan pengguna dan konteks penggunaan produk. Proses ini melibatkan beberapa langkah kunci:
Mengidentifikasi Target Audiens Target
Mengetahui siapa pengguna produk akan membantu menentukan fitur dan desain yang relevan. Misalnya, desain interface untuk aplikasi kesehatan wanita akan berbeda dengan aplikasi e-commerce.
Analisis Kebutuhan Pengguna
Melakukan survei atau wawancara dengan pengguna potensial untuk mengumpulkan informasi tentang apa yang mereka butuhkan dan inginkan dari produk. Contohnya, untuk membangun aplikasi perbankan maka harus memahami fitur keamanan yang penting bagi penggunanya (pihak bank maupun nasabah).
Evaluasi Kompetitor
Menganalisis produk serupa di pasar untuk memahami standar industri dan mencari peluang untuk inovasi. Misalnya, memeriksa bagaimana aplikasi serupa mengatur menu navigasi, apa saja fitur mereka yang belum lengkap dan mencari cara untuk memperbaikinya.
Mengumpulkan Data Kontekstual
Memahami bagaimana dan di mana produk akan digunakan. Misalnya, jika aplikasi seluler sering digunakan dalam perjalanan, maka desain harus mudah diakses dengan satu tangan.
Pembuatan User Persona
Mengembangkan persona pengguna yang mewakili pengguna tipikal produk. Persona ini mencakup detail demografis, perilaku, kebutuhan, dan tujuan pengguna. Misalnya, "Ana, mahasiswi berusia 22 tahun yang sering menggunakan aplikasi untuk mencatat jadwal kuliah dan tugas-tugasnya.
Melalui penelitian dan pengumpulan informasi ini, desainer UI/UX dan tim dapat membangun fondasi yang kuat untuk menciptakan antarmuka yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna.
2. Pembuatan Panduan Desain
Pembuatan panduan desain adalah proses penting untuk memastikan konsistensi dan efektivitas UI. Panduan ini berisi standar dan aturan desain yang harus diikuti. Berikut adalah komponen utama dari panduan desain:
Warna
Menetapkan palet warna yang digunakan, mulai dari warna utama, warna pendukung, hingga warna aksen. Palet warna dibutuhkan untuk menciptakan identitas visual yang konsisten dan mengkomunikasikan suasana atau emosi tertentu.
Tipografi
Mendefinisikan jenis font, ukuran, ketebalan, dan gaya. Pemilihan tipografi yang tepat dapat mempengaruhi keterbacaan dan suasana interface bagi penggunanya.
Ikonografi
Menetapkan gaya ikon yang digunakan. Selain itu juga memastikan ikon mudah dikenali dan mampu tampil konsisten di seluruh aplikasi atau situs web.
Layout dan Spasi
Mengatur tata letak elemen seperti header, footer, dan konten utama serta menentukan spasi antar elemen untuk memastikan antarmuka yang terorganisir dan mudah dinavigasi.
Komponen UI
Mendefinisikan tampilan dan perilaku standar untuk elemen UI seperti tombol, form, dan menu dropdown.
Interaksi
Menentukan bagaimana reaksi elemen UI saat pengguna berinteraksi dengan interface. Reaksi bisa berupa transisi maupun animasi yang bertujuan meningkatkan pengalaman pengguna.
Panduan Responsif
Tak kalah penting harus ada aturan desain untuk berbagai ukuran layar dan perangkat. Hal ini supaya UI dapat berfungsi dengan baik di berbagai perangkat.
3. Wireframe
Wireframe merupakan sketsa dasar yang menggambarkan kerangka kerja interface aplikasi atau situs web yang dibuat oleh desainer untuk merencanakan tata letak dan struktur informasi dari halaman web atau aplikasi. Kerangka kerja ini menetapkan bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan informasi tersebut.
Komponen dari wireframe biasanya meliputi elemen-elemen seperti header, footer, area konten utama, menu navigasi, dan tombol. Elemen-elemen ini disajikan dalam bentuk kotak dan garis untuk menunjukkan posisi dan ukuran relatif.
Wireframe digunakan pada tahap awal pengembangan produk untuk memfasilitasi komunikasi antara desainer UI, pengembang, dan pemangku kepentingan lainnya. Sehingga seluruh stakeholder bisa fokus pada fungsi dan penggunaan ruang tanpa terdistraksi oleh elemen desain visual.
Contohnya dalam aplikasi e-commerce, wireframe menampilkan layout dasar di halaman utama. Misalnya kotak untuk slider promosi di bagian atas, grid untuk produk unggulan, menu navigasi di bagian atas atau samping, dan area footer.
Wireframe ini biasanya berbentuk sketsa hitam putih untuk menunjukkan struktur dan layout saja. Belum ada gambaran desain yang detail.
4. Mockup
Mockup adalah representasi visual UI yang lebih detail dan realistis. Jika wireframe hanya fokus pada struktur dan layout, maka mockup menunjukkan desain sebenarnya dengan elemen-elemen seperti warna, tipografi, ikon, dan gambar.
Mockup dibuat untuk menunjukkan tampilan dan nuansa akhir dari UI sebelum masuk ke tahap pengembangan. Dari sini bisa terlihat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang bagaimana produk akan terlihat dan beroperasi dari segi visual.
Komponen mockup meliputi semua aspek visual seperti palet warna, font, ukuran teks, gambar, dan elemen grafis lainnya. Mockup dapat menunjukkan efek visual tertentu seperti bayangan, gradien, atau animasi.
Mockup digunakan untuk mendapatkan umpan balik dari stakeholders dan pengguna tentang desain visual. Selain itu, juga membantu developer untuk memahami hasil akhir yang perlu mereka ciptakan.
Misalnya di aplikasi e-commerce, mockup berarti layout di halaman utama sudah diberi palet warna, terdapat ikon keranjang belanja, ikon pembayaran, dan i
5. Prototype
Prototype adalah versi kerja dari desain yang dapat berinteraksi dan digunakan untuk menunjukkan dan menguji fungsionalitas produk.
Berbeda dari mockup, prototype memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan antarmuka. Sehingga prototype sudah mencakup navigasi antar halaman, klik tombol, dan interaksi lainnya yang mirip dengan produk akhir.
Tujuan utama dari prototype adalah untuk menguji desain dan fungsionalitasnya. Ini membantu mengidentifikasi masalah penggunaan dan mendapatkan umpan balik yang berharga dari pengguna atau pemangku kepentingan sebelum pengembangan final.
Prototype bisa berkisar dari versi dasar dengan interaksi minimal hingga versi yang sangat detail dan hampir menyerupai produk akhir. Tingkat detailnya tergantung pada tujuan pengujian dan sumber daya yang tersedia.
Ada berbagai alat yang dapat digunakan untuk membuat prototype, seperti Figma, Adobe XD, dan Sketch. Alat-alat inilah yang memungkinkan desainer untuk membuat interaksi dan transisi yang realistis.
Sebagai contoh, prototype untuk aplikasi e-commerce sudah bisa dilakukan interaksi. Sehingga dari desain yang ada sudah bisa melakukan proses menelusuri katalog produk, menambahkan item ke keranjang belanja, dan melakukan proses checkout.
Hal ini memungkinkan tim desain untuk menguji dan menyempurnakan proses belanja sebelum aplikasi diluncurkan secara resmi.
6. Pengujian dan Iterasi
Pengujian dan iterasi adalah tahapan krusial dalam proses desain UI untuk meningkatkan dan menyempurnakan desain berdasarkan umpan balik pengguna.
Pengujian
Tahap ini melibatkan pengujian desain UI yang telah dibuat dalam bentuk prototype dengan pengguna nyata. Pengujian ini dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti uji kegunaan , wawancara pengguna, survei, atau A/B testing.
Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi tentang bagaimana pengguna berinteraksi dengan UI. Informasi ini bisa berupa masalah yang ditemui, kebingungan saat mengoperasikan produk, hingga aspek-aspek yang mereka sukai.
Iterasi
Setelah mendapatkan feedback dari tahap pengujian, desain UI akan disempurnakan. Penyempurnaan ini bisa melibatkan perubahan kecil seperti menyesuaikan warna atau font maupun perubahan besar seperti mengubah layout atau menambah dan menghilangkan fitur.
Pengujian dan iterasi adalah proses berkelanjutan yang memastikan supaya desain UI tidak hanya berdasarkan asumsi, tetapi juga mendapatkan feedback nyata dari pengguna. Feedback inilah yang menjadi kunci untuk menciptakan produk yang sukses dan disukai pengguna.
Itulah enam tahapan desain yang harus dilakukan sebelum UI siap dirilis ke publik. Terlihat rumit dan membutuhkan kreatifitas, kerja sama tim, hingga pemahaman target pasar yang kuat supaya desain yang dibuat bisa sesuai dengan tujuan dan identitas merek yang dimiliki.
Dari artikel ini, tentu Sobat MinDi sudah tergambar bagaimana proses kerja seorang desainer UI dan skill apa saja yang dibutuhkan.
Nah, untuk memiliki skill ini dibutuhkan pembelajaran intensif dan pengalaman agar kamu bisa menjadi seorang desainer UI yang profesional. Oleh karena itu, yuk belajar bareng MinDi di Bootcamp UIUX/Product Design yang diadakan Dibimbing.id!
Dibimbing menyediakan platform belajar secara online dan mentor berpengalaman dari berbagai top tech Indonesia untuk membimbingmu hingga memiliki portofolio memadai.
Tunggu apa lagi, yuk daftar sekarang sebelum kehabisan kuota!
Tags