dibimbing.id - Penerapan Psikologi Warna dalam Desain UI

Penerapan Psikologi Warna dalam Desain UI

Nadia L Kamila

•

01 January 2024

•

57

Image Banner

Penerapan psikologi warna dalam desain UI adalah hal penting yang harus diperhatikan oleh tim desainer produk digital. Mengapa begitu?

Setiap orang memiliki warna kesukaan mereka masing-masing, sehingga warna bisa dikatakan sebagai unsur yang subjektif. Namun warna juga memiliki makna psikologi dan makna budaya yang bisa jadi memiliki arti berbeda satu sama lainnya.

Oleh karena itu, seorang desainer UI wajib memperhatikan komposisi warna dan penggunaannya. Untuk mempelajari tentang psikologi warna, Sobat MinDi bisa belajar langsung dengan desainer UI/UX dari berbagai top tech company di Bootcamp UIUX/Product Digital yang diadakan oleh dibimbing.id


Prinsip Penerapan Psikologi Warna dalam Desain UI


Sebagai gambaran singkat, MinDi akan bahas beberapa prinsip yang bisa kamu gunakan ketika memilih warna bagi desain UI di bawah ini: 


1. Pengertian tentang Warna


Prinsip pertama dalam psikologi warna adalah memahami makna dari setiap warna. Setiap warna memiliki pengaruh yang berbeda-beda bagi suasana hati, perasaan, hingga perilaku manusia. Bahkan warna juga bisa digunakan sebagai alat dalam komunikasi non verbal.

Warna biasa digolongkan menjadi warna panas dan warna dingin. Warna panas seperti merah, kuning, atau jingga sering dikaitkan dengan perasaan hangat, ceria, dan menggembirakan. Sementara warna biru, hijau, atau ungu disebut sebagai warna dingin yang menciptakan suasana sejuk, tenang, dan rileks.


2. Identitas dan Branding


Sesuaikan warna dengan identitas merek atau proyek. Warna bisa menjadi elemen kuat dalam mengkomunikasikan pesan merek kepada pengguna.

Warna panas atau dingin juga bisa mencerminkan kepribadian merek. Merek yang ingin terlihat inovatif dan bersemangat bisa memilih warna panas, sementara merek dengan fokus pada keamanan atau kestabilan bisa memilih warna dingin sebagai representasi branding mereka


3. Kontras yang Jelas


Pastikan ada kontras yang cukup antara elemen-elemen kunci dalam desain UI. Keberadaan kontras warna yang jelas dan mencolok sangat membantu dalam keterbacaan dan membimbing pengguna kepada aksi tertentu.

Misalnya, Sobat MinDi bisa menggunakan warna merah yang cocok untuk tombol aksi atau pemberitahuan penting. Kontras warna yang jelas juga akan mempengaruhi kondisi emosional pengguna. Sehingga saat muncul peringatan berwarna merah mereka akan sadar bahwa ada yang tidak sesuai atau salah dalam aksi mereka. 


4. Konsistensi Warna


Menerapkan prinsip konsistensi warna dalam desain UI sangat penting untuk menciptakan pengalaman pengguna yang nyaman. 

Jika ada panduan merek atau identitas visual yang sudah ada, pastikan untuk mematuhi warna-warna yang telah ditetapkan. Penggunaan palet warna yang konsisten bisa membantu dalam meningkatkan pengenalan merek pada pengguna.

Saran dari MinDi, kamu bisa membuat dokumen pedoman warna yang jelas dan mudah diakses oleh anggota tim desain dan pengembangan. Keberadaan pedoman warna akan membantu tim untuk menjaga konsistensi warna di setiap desain yang ada. 


5. Aksesibilitas


Prinsip aksesibilitas desain UI memperhatikan dampak emosional dan psikologis warna terhadap pengguna dengan berbagai tingkat kemampuan penglihatan.

Pastikan kontras yang memadai antara teks dan latar belakang. Kontras warna ini akan membantu pengguna yang memiliki gangguan penglihatan atau kondisi visual lainnya supaya membaca pesan atau konten dengan lebih jelas.

Hindari menggunakan warna yang sulit dibedakan satu sama lain, sebaiknya Sobat MinDi memilih kombinasi warna yang jelas untuk meningkatkan keterbacaan.


6. Konteks dan Makna Budaya


Warna memiliki konotasi berbeda di berbagai budaya, sehingga Sobat MinDi harus memastikan pemilihan warna harus disesuaikan dengan preferensi dan makna lokal. Misalnya, warna merah di Tiongkok melambangkan keberuntungan dan kebahagiaan, sementara di budaya Barat sering diasosiasikan dengan peringatan atau kecemasan. 

Penting untuk memahami konteks budaya dan memperhitungkan preferensi pengguna target. Integrasi elemen warna yang sesuai dengan norma budaya akan dapat meningkatkan daya tarik visual dan menghindari ketidaksesuaian yang mungkin menyinggung atau merugikan pengguna. 

Oleh karena itu, pemilihan warna dalam desain UI harus senantiasa dipertimbangkan dengan memperhatikan konteks budaya dan makna yang terkait untuk mencapai pengalaman pengguna yang positif.


7. Uji dan Evaluasi


Amati reaksi pengguna terhadap palet warna dan periksa apakah pesan yang diinginkan telah terkomunikasikan dengan baik. Wawancara dan survei dapat dilakukan untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang preferensi dan persepsi pengguna terhadap warna. 

Bisa juga menggunakan analisis analytics untuk melacak interaksi pengguna dan pertahankan konsistensi desain. A/B testing juga memungkinkan untuk melakukan perbandingan langsung antara variasi warna, sementara pengujian aksesibilitas bisa memastikan bahwa kombinasi warna memenuhi standar aksesibilitas. 

Jangan lupa untuk melibatkan tim internal untuk memastikan konsistensi dan efektivitas penggunaan warna dalam mencapai tujuan desain dan memenuhi kebutuhan pengguna. Setelah itu baru lakukan iterasi dan penyesuaian berkelanjutan yang diperlukan berdasarkan hasil evaluasi.

Penggunaan warna yang tepat dapat membantu meningkatkan pengalaman pengguna dan membuat antarmuka pengguna lebih menarik serta mudah digunakan. 

Akan tetapi, Sobat MinDi harus memahami bahwa penerapan psikologi warna dapat bervariasi berdasarkan konteks dan audiens yang dihadapi. Untuk mengetahui warna seperti apa yang cocok, maka lakukan tujuh prinsip dalam penerapan psikologi warna dalam desain UI yang sudah disebutkan di atas.

Nah untuk Sobat MinDi yang tertarik untuk berkarir sebagai desainer UI atau UX, dibimbing.id memiliki program Bootcamp UIUX/Product Design yang bisa kamu ikuti. 

Bootcamp UI/UX Design ini merupakan program pelatihan intensif yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam membuat desain aplikasi seluler ataupun desain situs web.

Kamu juga akan mendapatkan tugas yang langsung direview oleh mentor dan bisa dijadikan portofolio yang menjual bersama praktisi digital berpengalaman selama 5,5 bulan tanpa perlu background pendidikan yang sesuai.

So, raih impianmu menjadi desainer UI/UX dan daftar Bootcamp sekarang yuk!



Share

Author Image

Nadia L Kamila

Nadia adalah seorang penulis yang berfokus pada pengembangan dan peningkatan keterampilan di tempat kerja. Ia punya passion yang tinggi dalam memberikan konten-konten edukatif terutama di topik-topik seperti carreer preparation dan digital marketing.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!