Mengenal Teori Gestalt dan Aplikasinya dalam Desain UI

Nadia L Kamila
•
07 December 2023
•
4167

Teori gestalt adalah teori psikologi yang membahas tentang perilaku manusia saat melihat sebuah objek. Teori ini banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang, salah satunya dalam bidang desain UI/UX.
Sobat MinDi yang masih belajar atau berprofesi sebagai desainer UI/UX bisa memanfaatkan teori dan prinsip gestalt ini dalam desain produk digital. Yuk kita bahas lebih lanjut dalam artikel ini!
Mengenal Teori Gestalt
Teori Gestalt adalah konsep dalam psikologi yang menjelaskan bagaimana kita mempersepsi objek secara keseluruhan, bukan hanya sebagai kumpulan elemen terpisah.
Teori ini dikembangkan oleh psikolog Max Wertheimer, Wolfgang Köhler, dan Kurt Koffka. Ketiganya mengajukan teori bahwa otak manusia cenderung mengelompokkan elemen-elemen yang serupa dalam persepsi visual.
Dalam konteks desain UI/UX, Teori Gestalt sangat penting karena membantu desainer mengerti bagaimana pengguna memahami dan berinteraksi dengan antarmuka.
Misalnya, prinsip kedekatan atau proximity menunjukkan bahwa elemen letaknya berdekatan dilihat pengguna sebagai kesatuan yang sama. Lalu ada prinsip similarity yang melihat desain elemen dengan karakter visual yang mirip sebagai bagian dari kelompo yang sama.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, desainer UI/UX dapat membuat antarmuka yang lebih intuitif dan menyederhanakan jalur navigasi. Kesederhanaan dan desain yang intuitif inilah yang mampu meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan.
Singkatnya, Teori Gestalt mampu membantu desainer UI/UX untuk menciptakan desain yang menarik secara estetika dan fungsional serta ramah pengguna. Caranya dengan memanfaatkan cara alami otak manusia memproses informasi visual.
Tertarik untuk mempelajari bagaimana penerapa teori gestalt untuk membuat desain UI yang ramah pengguna? Yuk belajar bareng MinDi di Bootcamp UIUX/Product Design dari Dibimbing.id!
Prinsip Teori Gestalt
Ada enam prinsip dari teori ini yang bisa diaplikasikan oleh UI desainer dalam perancangan desain produk digital. Kita bahas satu satu yuk!
1. Proximity
Prinsip Kedekatan atau Proximity dalam Teori Gestalt menjelaskan bahwa elemen-elemen yang dekat satu sama lain cenderung dipersepsi sebagai bagian dari kelompok yang sama.
Dalam UI/UX, prinsip ini sangat penting untuk mengatur tata letak dan menyederhanakan navigasi. Misalnya, dalam sebuah website, tombol atau opsi menu yang terkait sering ditempatkan berdekatan untuk menunjukkan keterkaitan.
Proximity membantu pengguna dalam memahami dan mengelompokkan informasi dengan lebih cepat, sehingga meningkatkan kejelasan dan efisiensi dalam navigasi antarmuka.
Elemen yang terletak berdekatan ini secara intuitif akan memudahkan pengguna dalam menemukan apa yang mereka cari.
2. Similarity
Prinsip Similarity atau Kesamaan menyatakan bahwa elemen-elemen yang memiliki karakteristik visual serupa, seperti bentuk, warna, ukuran, atau tekstur, akan dipersepsi sebagai bagian dari kelompok yang sama.
Dalam desain, prinsip ini memengaruhi cara elemen disajikan dalam sebuah antarmuka. Misalnya, tombol dengan warna atau bentuk yang sama dalam sebuah aplikasi atau website akan dianggap terkait dan berfungsi serupa sehingga memudahkan pengguna memahami fungsi-fungsi tersebut.
Penggunaan prinsip ini mampu menciptakan keseragaman dan konsistensi visual yang membantu pengguna dalam navigasi dan memproses informasi secara lebih efisien
3. Continuity
Prinsip Kontinuitas menjelaskan bahwa mata kita cenderung mengikuti arah yang disediakan oleh elemen-elemen yang tersusun secara linear atau berkesinambungan.
Dalam navigasi UI, prinsip ini bisa diterapkan untuk mengarahkan perhatian pengguna melalui sebuah antarmuka secara intuitif. Misalnya, elemen-elemen seperti menu navigasi, tombol, atau gambar, disusun sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah alur visual yang logis dan mudah diikuti.
Hal ini memudahkan pengguna dalam menemukan informasi atau fitur yang dicari dan memastikan pengalaman pengguna yang lancar dan terarah.
4. Closure
Prinsip Closure atau Penutupan menjelaskan bahwa otak manusia cenderung melengkapi bentuk yang tidak lengkap untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang utuh.
Dalam iconography, prinsip ini sangat berguna untuk menciptakan ikon yang sederhana namun efektif. Misalnya, ikon yang terdiri dari beberapa garis dapat dikenali sebagai bentuk lengkap oleh pengguna dengan mudah..
Hal ini memudahkan desainer untuk menggunakan desain yang lebih minimalis dan abstrak, namun tetap efektif dalam menyampaikan informasi atau fungsi tertentu. Prinsip Closure ini mampu memainkan peran kunci dalam membuat ikon yang mudah dikenali meskipun tidak selalu terlihat lengkap secara visual.
5. Symmetri
Prinsip Simetri menekankan bahwa elemen-elemen yang simetris cenderung dipersepsi sebagai lebih harmonis dan teratur. Dalam konteks estetika UI, prinsip ini membantu menciptakan tampilan yang seimbang dan menarik secara visual.
Simetri memberikan rasa ketertiban dan keseimbangan pada desain yang dapat membuat antarmuka pengguna lebih mudah dipahami dan menyenangkan untuk dilihat.
Penggunaan dari elemen-elemen yang simetris, baik secara horizontal maupun vertikal, dapat meningkatkan kesan profesionalisme dan kejelasan visual. Hasilnya bisa membantu pengguna dalam memproses informasi dengan lebih cepat dan efisien.
Aplikasi Gestalt dalam Desain UI
Kali ini MinDi akan coba jelaskan bagaimana prinsip dari teori Gestalt digunakan dalam desain antarmuka dari dua aplikasi populer, Spotify dan Tokopedia.
1. Spotify
Spotify adalah aplikasi pemutar musik yang paling populer dan sudah diunduh sebanyak 1 miliar kali di PlayStore. Prinsip Gestalt dalam aplikasi Spotify dapat dijelaskan sebagai berikut:
Similarity: Spotify menggunakan warna, tipografi, dan gaya ikon yang konsisten di seluruh aplikasi. Kamu bisa melihat empat ikon menu di bagian bawah dengan karakteristik visual yang sama.
Proximity: Kontrol pemutar musik seperti tombol play, pause, dan skip ditempatkan secara berdekatan. Tandanya, semua tombol tersebut memiliki fungsi terkait dengan pemutaran musik dan bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam mengidentifikasi dan menggunakan fitur pemutar musik.
Closure: Dalam desain ikonnya, Spotify menggunakan ikon yang mudah dikenali. Misalnya ikon playlist atau ikon genre musik yang meskipun bentuknya sederhana, namun tetap mudah diidentifikasi dan dipahami.
Continuity: Alur scroll di dalam daftar putar atau pencarian memiliki pola yang berkesinambungan. Pola ini memandu mata pengguna untuk mengikuti informasi secara alami dan intuitif.
2. Tokopedia
Contoh kedua adalah Tokopedia sebagai aplikasi e-commerce buatan anak bangsa. Dalam aplikasi Tokopedia, prinsip-prinsip Gestalt diterapkan sebagai berikut:
Continuity: Saat menggulir daftar produk, Tokopedia mengatur produk-produk tersebut dalam susunan vertikal yang berkesinambungan. Kesinambungan ini membantu pengguna secara intuitif mengikuti dan menelusuri produk tanpa kehilangan konteks.
Closure: Tokopedia menggunakan ikon dan elemen grafis yangmudah dikenali. Misalnya, ikon kategori atau logo-brand yang sederhana sehingga efektif dalam menyampaikan informasi yang dibutuhkan pengguna.
Proximity dan Similarity: Tokopedia juga mengelompokkan produk atau kategori yang serupa dalam segmen yang dekat. Kedekatan ini menunjukkan hubungan atau kategori yang sama, sehingga memudahkan pengguna untuk mencari dan memilah produk berdasarkan kategori.
Nah, apakah Sobat MinDi sudah tergambar bagaimana menerapkan teori gestalt ini dalam desain UI?
Jika belum, kamu bisa belajar bareng mentor sekaligus praktisi dari berbagai top tech company yang berpengalaman dalam desain produk aplikasi digital lho!
Caranya gimana? Yuk daftar Bootcamp UIUX/Product Design yang diadakan oleh Dibimbing.id bareng MinDi!
Tags