dibimbing.id - 5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Waterfall, Kamu Wajib Tahu!

5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Waterfall, Kamu Wajib Tahu!

Muthiatur Rohmah

•

20 September 2024

•

415

Image Banner

Halo Warga Bimbingan! Kamu pernah dengar tentang metode waterfall? Metode waterfall adalah salah satu pendekatan yang sering dipakai, terutama di proyek-proyek yang terstruktur. 

Dalam metode waterfall, semua tahap proyek dikerjain satu per satu, dari awal sampai akhir, tanpa balik lagi ke tahap sebelumnya. Kamu harus nyelesain satu langkah dulu baru bisa lanjut ke langkah berikutnya. 

Nah, sebelum kamu menggunakan metode waterfall untuk manajemen proyek perusahaan, yuk simak dulu kelebihan dan kekurangan metode waterfall secara lengkap berikut ini.

Baca sampai habis, lalu tentukan metode manajemen proyek yang paling efektif untuk perusahaan kamu!


Apa itu Metode Waterfall?

Warga Bimbingan, sebelum kita membahas tentang kelebihan dan kekurangan metode waterfall, pertama-tama yuk pahami dulu apa itu metode waterfall melalui pengertian berikut ini.

Metode waterfall adalah pendekatan manajemen proyek yang linear dan terstruktur, di mana setiap tahapan harus diselesaikan sepenuhnya sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya.

Pada metode waterfall, setiap tahapan proyek harus diselesaikan dulu baru bisa lanjut ke tahap berikutnya, nggak boleh balik ke belakang. Jadi, kalau udah selesai tahap perencanaan, kamu langsung lanjut ke tahap desain, terus ke pengembangan, sampai ke tahap akhir, yaitu pengujian dan peluncuran. 

Karena terstruktur banget, metode waterfall cocok buat proyek yang jelas langkah-langkahnya dari awal, tapi kalau ada perubahan di tengah jalan, bisa jadi ribet karena kamu harus ngulang dari awal.

Baca Juga: Apa itu Metode Waterfall? Pengertian, Tahapan & Plus Minusnya


Kelebihan Metode Waterfall

Agar Warga Bimbingan makin yakin untuk memilih metode waterfall, yuk pelajari dulu beberapa kelebihan metode waterfall berikut ini.


1. Struktur yang Jelas

Metode waterfall punya tahapan yang super jelas. Kamu nggak bakal bingung harus mulai dari mana atau kapan harus ngerjain apa, karena semuanya udah teratur, dari awal sampai akhir. Ini bikin koordinasi tim jadi lebih mudah, karena semua orang tau apa yang harus dilakukan di setiap tahap.


2. Dokumentasi Lengkap

Setiap tahap dalam waterfall biasanya punya dokumentasi yang detail, mulai dari perencanaan, desain, sampai pengembangan. Ini bagus banget buat referensi di kemudian hari, apalagi kalau proyeknya kompleks. Jadi, kalau ada yang perlu dicek ulang atau diperbaiki, tinggal lihat dokumen yang udah dibuat sebelumnya.


3. Mudah Dikelola

Karena tahapannya udah jelas, manajemen proyek jadi lebih mudah. Kamu bisa dengan gampang memantau progres, nentuin timeline, dan memastikan setiap tahap selesai sesuai rencana. Ini juga bikin evaluasi kinerja tim jadi lebih terukur, karena setiap milestone-nya udah ditetapkan.


4. Cocok untuk Proyek yang Stabil

Kalau proyeknya sudah jelas dan jarang banget berubah di tengah jalan, metode waterfall ini cocok banget. Kamu bisa ngerjain tiap tahap dengan tenang tanpa takut harus balik lagi ke tahap sebelumnya. Jadi, buat proyek yang spesifik dan nggak terlalu banyak perubahan, metode ini sangat efektif.


5. Pengujian di Tahap Akhir

Di metode waterfall, pengujian dilakukan setelah semua tahapan selesai. Ini memungkinkan tim pengembang fokus pada satu hal di satu waktu, tanpa gangguan dari perubahan yang harus diuji ulang di tengah jalan. Dengan begitu, waktu pengujian jadi lebih efisien dan hasil akhirnya lebih matang.

Itulah beberapa kelebihan metode waterfall yang dapat kamu pahami. Intinya, kalau proyek kamu terstruktur dari awal dan nggak banyak perubahan, metode waterfall bisa jadi pilihan yang tepat untuk proyek perusahaan.


Kekurangan Metode Waterfall

Warga Bimbingan, selain kelebihan-kelebihan tersebut, metode waterfall ini juga punya kekurangan yang perlu kamu pertimbangin, terutama kalau proyekmu sering berubah-ubah. 

Yuk, simak pembahasan MinDi tentang kekurangan metode waterfall secara lengkap berikut ini.


1. Kurang Fleksibel

Metode waterfall cenderung kaku, karena tiap tahap harus diselesaikan dulu sebelum lanjut ke tahap berikutnya. Jadi, kalau ada perubahan di tengah-tengah, apalagi setelah tahap desain atau pengembangan, kamu harus balik lagi ke tahap awal. Ini bisa bikin proyek jadi lebih lama dan ribet kalau ada revisi besar.


2. Sulit Mengakomodasi Perubahan

Pada metode waterfall, perubahan yang datang setelah tahap perencanaan selesai bisa jadi masalah besar. Misalnya, kalau klien tiba-tiba minta fitur tambahan saat proyek udah masuk ke tahap pengembangan, kamu harus mengulang proses dari awal, dan itu bikin proyek molor dan bisa nambah biaya.


3. Pengujian Terlambat

Salah satu kekurangan metode waterfall adalah pengujian dilakukan di tahap akhir. Kalau ada kesalahan atau bug yang baru ketahuan di akhir, bakal susah dan makan waktu buat benerinnya, karena harus ngerombak ulang beberapa bagian. Ini bisa ngerusak timeline proyek dan bikin frustasi, apalagi kalau masalahnya serius.


4. Kurang Cocok untuk Proyek yang Kompleks dan Dinamis

Kalau proyeknya rumit dan sering ada perubahan, metode waterfall kurang ideal. Proyek yang punya banyak ketidakpastian atau fitur yang berkembang di tengah jalan bakal lebih susah dikerjain dengan metode ini. Kamu bakal kesulitan mengikuti perubahan kalau pakai waterfall di proyek yang butuh banyak fleksibilitas.


5. Tingkat Keterlibatan Klien Rendah

Dalam metode waterfall, keterlibatan klien biasanya cuma di awal, saat perencanaan, dan di akhir, saat produk selesai. 

Jadi, klien nggak terlibat banyak di tengah proses. Ini bisa bikin kesalahpahaman, karena apa yang dikira klien sesuai di awal, bisa aja nggak sesuai dengan ekspektasi mereka saat proyek sudah jadi. Akhirnya, revisinya jadi makan waktu dan tenaga.

Warga Bimbingan, itulah beberapa kekurangan metode waterfall, kalau kamu ngerjain proyek yang butuh banyak perubahan atau feedback dari klien, metode waterfall mungkin tidak cocok untuk proyek kamu.

Nah, agar kamu makin paham soal kelebihan dan kekurangan metode waterfall, MinDi akan representasikan dalam bentuk tabel berikut.


Kelebihan Metode Waterfall

Kekurangan Metode Waterfall

Struktur yang Jelas: Tahapan proyek terurut dari awal hingga akhir, sehingga mudah dipahami dan diikuti.

Kurang Fleksibel: Setiap tahap harus diselesaikan sebelum lanjut, sehingga sulit menyesuaikan perubahan di tengah jalan.

Dokumentasi Lengkap: Setiap tahap memiliki dokumentasi yang rinci, memudahkan referensi di kemudian hari.

Sulit Mengakomodasi Perubahan: Perubahan yang terjadi setelah perencanaan sulit diterapkan dan memerlukan pengulangan proses.

Mudah Dikelola: Proyek mudah dipantau dan dievaluasi karena timeline dan milestone sudah jelas.

Pengujian Terlambat: Kesalahan atau bug baru ditemukan di akhir proyek, sehingga sulit dan memakan waktu untuk diperbaiki.

Cocok untuk Proyek Stabil: Ideal untuk proyek yang jarang mengalami perubahan dan sudah jelas langkah-langkahnya.

Kurang Cocok untuk Proyek Kompleks: Metode ini kurang efektif untuk proyek yang dinamis atau sering berubah.

Pengujian Fokus di Akhir: Pengujian dilakukan sekali di akhir, sehingga pengembang bisa fokus pada satu hal di satu waktu.

Tingkat Keterlibatan Klien Rendah: Klien tidak banyak terlibat di tengah proyek, yang dapat menyebabkan miskomunikasi dan revisi di akhir.


Baca Juga: 3 Contoh Metode Agile dalam Pengembangan Proyek


Yuk Pahami Kelebihan dan Kekurangan Metode Waterfall Sebelum Memulai Proyek!

Warga Bimbingan, itulah beberapa penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangan metode waterfall secara lengkap dan detail.

Dengan baca artikel ini, Warga Bimbingan bisa menentukan apakah metode waterfall cocok untuk proyek kamu atau tidak. Nggak akan salah metode lagi deh!

Ingin belajar metode waterfall dalam pengembangan produk? Tertarik switch career sebagai product developer profesional? Bingung harus mulai dari mana?

Yuk ikuti bootcamp product and project management dibimbing.id. Bootcamp terbaik dengan pembelajaran inovatif dan intensif. Bootcamp ini didampingi oleh para mentor profesional dan berpengalaman di bidangnya, yang bakal bantu kamu jadi product developer yang sukses.

Belum memiliki pengalaman di bidang product dan project management sama sekali?

Tenang saja, dibimbing.id siap bimbing kamu mulai dari nol, dengan kurikulum terlengkap, update serta beginner friendly

Sebanyak 90% alumni bootcamp product dan project management dibimbing.id telah berhasil mendapatkan kerja sesuai bidang mereka. 

Nah, jangan khawatir nganggur setelah lulus bootcamp ya, dibimbing.id juga menyediakan job connect ke 700+ hiring partner khusus buat Warga Bimbingan.

Tunggu apalagi? buruan konsultasi GRATIS  di sini, apapun tujuan karirmu dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi karier impianmu.


Share

Author Image

Muthiatur Rohmah

Muthia adalah seorang Content Writer dengan kurang lebih satu tahun pengalaman. Muthia seorang lulusan Sastra Indonesia yang hobi menonton dan menulis. Sebagai SEO Content Writer Dibimbing, Ia telah menulis berbagai konten yang berkaitan dengan Human Resources, Business Intelligence, Web Development, Product Management dan Digital Marketing.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!