dibimbing.id - 15 Ciri-ciri Pemasaran Konvensional yang Perlu Pebisnis Ketahui

15 Ciri-ciri Pemasaran Konvensional yang Perlu Pebisnis Ketahui

Anisa Fitri Maulida

•

04 January 2024

•

3613

Image Banner

Pemasaran konvensional adalah salah satu strategi pemasaran yang telah ada sejak lama. Meskipun era digital telah merajai dunia bisnis saat ini, pemasaran konvensional masih memiliki tempatnya tersendiri. Artikel ini akan membahas ciri-ciri pemasaran konvensional yang perlu kamu ketahui, serta perbedaannya dengan pemasaran digital.


Apa itu Pemasaran Konvensional?


Pemasaran konvensional (pemasaran tradisional) adalah strategi pemasaran yang telah ada sejak lama dan menggunakan metode konvensional dalam mencapai audiensnya. Pemasaran konvensional melibatkan penggunaan media dan saluran pemasaran yang sudah mapan seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, spanduk, dan billboard.


Pada dasarnya, pemasaran ini berfokus pada penggunaan alat-alat pemasaran yang telah ada sejak sebelum era digital. Meskipun demikian, pemasaran konvensional tetap memiliki peran penting dalam beberapa strategi bisnis, terutama bagi bisnis lokal yang ingin menjangkau audiens dalam area geografis tertentu.


Pemasaran konvensional telah terbukti efektif dalam beberapa kasus. Tetapi, perubahan dalam perilaku konsumen dan perkembangan teknologi telah membuat banyak bisnis beralih ke strategi pemasaran digital yang lebih fleksibel dan terukur. 


Meskipun begitu, pemasaran konvensional masih memiliki tempatnya dalam strategi pemasaran yang komprehensif, terutama jika digunakan dengan bijak sesuai dengan tujuan bisnis yang spesifik.


Supaya kita bisa mengenal pemasaran konvensional dengan lebih baik, yuk kita simak ciri-ciri pemasaran konvensional yang tentunya berbeda dengan pemasaran lainnya!


Ciri-Ciri Pemasaran Konvensional


Pemasaran konvensional memiliki sejumlah ciri yang membedakannya dari strategi pemasaran lainnya. Berikut adalah ciri-ciri utama pemasaran konvensional:


1. Penggunaan Media Tradisional


Pemasaran konvensional menggunakan media tradisional seperti televisi, radio, surat kabar, dan majalah sebagai sarana utama untuk menyampaikan pesan kepada audiens.


2. Fokus pada Target Lokal


Ciri khas pemasaran konvensional adalah fokusnya pada target pasar lokal atau regional. Iklan dalam surat kabar lokal atau siaran radio daerah adalah contohnya.


3. Keterbatasan Interaksi Langsung


Dalam pemasaran konvensional, interaksi langsung dengan konsumen cenderung terbatas. Biasanya, iklan hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pesan kepada audiens.


4. Kesulitan dalam Pengukuran Hasil


Mengukur hasil dari kampanye pemasaran konvensional bisa menjadi tantangan. Sulit untuk mengukur secara langsung sejauh mana iklan dalam media tradisional memengaruhi perilaku konsumen.


5. Biaya yang Tinggi


Iklan dalam media tradisional seringkali mahal, terutama jika kamu ingin mencapai audiens yang luas. Biaya produksi iklan juga dapat menjadi faktor pengeluaran tinggi.


6. Keterbatasan Targeting


Pemasaran konvensional cenderung memiliki keterbatasan dalam hal menargetkan audiens yang spesifik. Iklan akan dilihat oleh semua orang yang menonton atau membaca media tersebut.


7. Tidak Mudah Diperbarui


Jika ada perubahan dalam pesan atau strategi pemasaran, iklan konvensional sulit untuk diperbarui dengan cepat. Proses produksi yang panjang bisa menjadi hambatan.


8. Kontrol yang Terbatas


Bisnis memiliki kendali terbatas atas bagaimana pesan mereka disampaikan dalam iklan konvensional. Terkadang, media atau pihak ketiga yang mengontrol konten iklan.


9. Kurangnya Keterlibatan Aktif


Pemasaran konvensional kurang mendorong keterlibatan aktif dari konsumen. Mereka cenderung menjadi penonton pasif iklan.


10. Kesulitan dalam Mengukur ROI


Menentukan Return on Investment (ROI) dari kampanye pemasaran konvensional bisa rumit. Sulit untuk melihat secara langsung hubungan antara iklan dan peningkatan penjualan.


11. Keberlanjutan Terbatas


Kampanye pemasaran konvensional cenderung memiliki masa aktif yang terbatas. Setelah iklan selesai ditayangkan, dampaknya seringkali berhenti.


12. Tidak Terukur dengan Akurat


Hasil kampanye pemasaran konvensional seringkali sulit diukur dengan akurat. Seberapa banyak orang yang melihat iklan dan seberapa besar dampaknya sulit untuk dihitung.


13. Keterbatasan dalam Menjangkau Generasi Muda


Pemasaran konvensional mungkin kurang efektif dalam menjangkau generasi muda yang lebih terhubung dengan media digital.


14. Tidak Responsif terhadap Perubahan Pasar


Pemasaran konvensional cenderung tidak responsif terhadap perubahan pasar atau tren yang cepat berubah.


15. Bergantung pada Pengulangan


Pemasaran konvensional seringkali mengandalkan pengulangan pesan untuk memengaruhi konsumen. Iklan harus ditayangkan berulang kali agar efektif.


Itulah beberapa ciri-ciri pemasaran konvensional yang perlu kamu ketahui. Meskipun memiliki kelebihan dan kekurangan, pemasaran konvensional masih memiliki tempatnya dalam strategi pemasaran bisnis yang komprehensif.


Setelah kita mengetahui ciri-ciri pemasaran konvensional, penting juga untuk mengenal perbedaannya dengan salah satu strategi pemasaran lainnya. Salah satunya, pemasaran digital yang menjadikan pemasaran konvensional menjadi sedikit peminat. 


Perbedaan Pemasaran Konvensional dan Pemasaran Digital


Pemasaran konvensional dan pemasaran digital adalah dua pendekatan berbeda dalam upaya memasarkan produk atau layanan. Berikut adalah perbedaan antara keduanya:


1. Media yang Digunakan


Pemasaran konvensional menggunakan media tradisional seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, spanduk, dan billboard. Di sisi lain, pemasaran digital memanfaatkan platform online seperti situs web, media sosial, email, dan mesin pencari.


2. Jangkauan Audiens


Pemasaran konvensional cenderung memiliki jangkauan yang lebih terbatas, terutama dalam skala lokal atau regional, sedangkan pemasaran digital memiliki potensi untuk mencapai audiens global atau sangat spesifik, tergantung pada strategi yang digunakan.


3. Interaksi dengan Konsumen


Pemasaran konvensional biasanya menghasilkan interaksi terbatas dengan konsumen, lebih sebagai penonton pasif. Sebaliknya, pemasaran digital mendorong interaksi aktif dengan konsumen, seperti komentar, berbagi, dan tanggapan langsung.


4. Keterukuran Hasil 

Mengukur hasil dari kampanye pemasaran konvensional bisa sulit dan kurang akurat, terutama dalam hal pengukuran ROI, sementara pemasaran digital memungkinkan pengukuran hasil yang lebih akurat dan real-time, seperti konversi, klik, dan tingkat keterlibatan.


5. Biaya


Pemasaran konvensional seringkali lebih mahal, terutama dalam hal biaya media seperti iklan televisi atau iklan di surat kabar nasional, sedangkan pemasaran digital biasanya lebih terjangkau, terutama untuk bisnis kecil dan menengah, dan bisa disesuaikan dengan anggaran.


Setelah membaca ini, MinDi harap Sobat MinDi di luar sana bisa mengetahui mana strategi pemasaran yang tepat. Baik itu konvensional maupun digital, semua memiliki keunggulan sendiri dalam meraih atensi masyarakat. Bila Sobat MinDi tertarik untuk belajar pemasaran digital, mengikuti Bootcamp Digital Marketing bisa jadi solusi tepat.


Di sana, kamu akan dibantu oleh mentor untuk belajar marketing dari dasar. Semua pembelajarannya pun sudah dirancang secara khusus, agar bisa mengikuti tren pemasaran masa kini yang terkenal dinamis. Jadi, Sobat MinDi bisa mempelajari teknik pemasaran digital tertentu!


Baca Juga: Marketing Mix Adalah Strategi Penting dalam Digital Marketing


Media Pemasaran Konvensional


Media pemasaran konvensional merujuk pada berbagai saluran dan platform yang telah lama digunakan dalam dunia pemasaran tradisional. Berikut adalah beberapa media yang umum digunakan dalam pemasaran konvensional:


1. Televisi


Televisi adalah salah satu media konvensional paling kuat. Iklan televisi dapat mencapai audiens yang besar dan memiliki pengaruh visual yang kuat. Tapi biaya iklan televisi seringkali tinggi terutama pada siaran yang populer.


2. Radio


Siaran radio masih menjadi salah satu media yang digunakan dalam pemasaran konvensional. Iklan radio efektif dalam menjangkau audiens yang mendengarkan radio di mobil, di rumah, atau melalui perangkat streaming.


3. Surat Kabar


Surat kabar adalah media cetak yang digunakan secara luas dalam pemasaran konvensional. Iklan dalam surat kabar dapat mencapai pembaca yang berlangganan publikasi tersebut, terutama dalam konteks lokal.


4. Majalah


Iklan dalam majalah khusus sering digunakan dalam industri tertentu seperti mode, kecantikan, dan hobi. Majalah memiliki audiens yang lebih terfokus.


5. Spanduk dan Billboard


Spanduk besar dan billboard sering ditempatkan di lokasi strategis seperti persimpangan jalan, pusat perbelanjaan atau bangunan tinggi. Mereka dapat menarik perhatian publik yang berlalu lalang.


6. Pamflet dan Brosur


Pamflet dan brosur adalah media cetak yang digunakan untuk menyebarkan informasi kepada audiens yang lebih terbatas, seperti di acara-acara lokal atau pameran dagang.


7. Katalog dan Direct Mail


Katalog dan direct mail adalah media yang digunakan untuk mengirimkan informasi produk langsung kepada konsumen melalui pos. Meskipun semakin kurang umum, mereka masih digunakan dalam beberapa industri.


8. Sponsor Acara dan Event


Menjadi sponsor dalam acara atau event tertentu juga merupakan bentuk pemasaran konvensional. Cara ini dapat menciptakan eksposur merek kepada audiens yang hadir dalam acara tersebut.


9. Pemasaran Berbasis Telepon


Meskipun semakin kurang umum, pemasaran berbasis telepon atau telemarketing masih digunakan untuk menghubungi konsumen secara langsung melalui panggilan telepon.


Itulah beberapa media pemasaran konvensional yang masih relevan dalam dunia pemasaran saat ini. Pemilihan media yang sesuai harus didasarkan pada karakteristik target pasar dan manfaat pemasaran bisnis. Berbicara soal manfaat, Sobat MinDi harus tahu bahwa semua ciri-ciri pemasaran konvensional di atas memiliki manfaat khusus selain menjual.


Baca Juga: 5 Strategi Performance Marketing untuk E-commerce Yang Baik dan Benar


Dengan mengenal ciri-ciri pemasaran konvensional yang membedakannya dengan pemasaran lain, Sobat MinDi bisa membuat strategi pemasaran yang efisien. Perlu diketahui bahwa strategi ini bisa dikombinasikan dengan strategi digital. Tapi, akan lebih baik jika kombinasi tersebut diawasi oleh mentor, seperti mentor di Bootcamp Digital Marketing. Mereka akan dengan senang hati memberikan saran profesional.






Share

Author Image

Anisa Fitri Maulida

Anisa merupakan penulis lepas dengan 4+ tahun pengalaman . Ia memiliki passion yang tinggi dalam dunia digital marketing. Kontribusi tulisanya dapat ditemukan di berbagai platform, dari mulai industri hiburan, pemerintahan, portal berita, hingga Edutech.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!