3 Aplikasi dan Contoh Desain Thinking dalam UI dan UX
Nadia L Kamila
•
08 December 2023
•
2592
Untuk menciptakan sebuah produk digital yang sukses, tentu desainer wajib memahami masalah seperti apa yang akan diselesaikan oleh produk tersebut. Pemahaman ini adalah contoh desain thinking yang harus dipahami oleh seorang desainer UI maupun UX.
Apa itu desain thinking dan seperti apa contohnya? Simak artikel MinDi sampai selesai ya!
Mengenal Desain Thinking untuk UI dan UX
Desain Thinking adalah pendekatan pemecahan masalah yang berfokus pada pengguna dalam pengembangan desain antarmuka dan pengalaman pengguna produk digital. Pendekatan ini mengutamakan empati, ide-ide inovatif, dan protoyping yang cepat untuk menyelesaikan masalah pengguna.
Proses Desain Thinking melibatkan beberapa tahap penting yang dirancang untuk memastikan fungsional produk. Selain fokus pada fungsinya, produk juga diharapkan intuitif, mudah digunakan dan menarik bagi pengguna.
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing tahapannya:
1. Empati (Empathize)
Dalam konteks UI/UX, tahap empati melibatkan pemahaman mendalam tentang pengguna dan kebutuhan mereka. Tahapan ini bisa dilakukan melalui wawancara, survei, pengamatan pengguna, dan metode penelitian lainnya.
Tujuannya adalah untuk memperoleh wawasan tentang bagaimana pengguna berinteraksi dengan produk serupa dan apa saja tantangan yang mereka hadapi saat menggunakan produk tersebut.
2. Definisi (Define)
Setelah mengumpulkan data, tahap definisi berfokus pada sintesis informasi yang telah didapat di tahap pertama menjadi pemahaman yang jelas tentang masalah pengguna.
Proses ini bisa dilakukan dengan mengidentifikasi masalah dengan antarmuka pengguna yang ada maupun mengidentifikasi kebutuhan pengguna yang belum terpenuhi. Hasil akhir dari tahap ini diwujudkan dalam bentuk pernyataan masalah yang jelas.
3. Ideasi (Ideate)
Tahap ideasi adalah proses brainstorming untuk menciptakan solusi kreatif untuk masalah yang telah diidentifikasi. Tim desain berdiskusi terkait bagaimana mengembangkan berbagai konsep desain, tata letak dan fitur yang mungkin memenuhi kebutuhan pengguna.
Dalam tahap ketiga ini, setiap anggota tim harus mampu mendorong pemikiran yang bebas dan inovatif untuk mencari cara menyelesaikan pernyataan masalah yang ada dalam bentuk desain UI dan UXnya.
4. Prototipe (Prototype)
Di tahap keempat, ide-ide yang telah dihasilkan diubah menjadi prototipe yang bisa diuji. Prototipe ini bisa berupa sketsa, wireframes atau versi beta yang lebih interaktif dari sekedar desain.
Prototipe ini tidak harus sempurna, karena fungsinya adalah sebagai alat untuk memahami bagaimana desain bekerja dalam praktiknya untuk menyelesaikan masalah yang ada.
5. Pengujian (Test)
Tahap pengujian melibatkan pengguna nyata. Dimana prototipe diuji kepada pengguna nyata sehingga bisa mendapatkan umpan balik. Proses pengujian ini melibatkan pengujian kegunaan untuk menilai bagaimana pengguna berinteraksi dengan desain dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.
Dalam praktiknya, desain thinking dalam UI/UX membantu desainer untuk menghasilkan produk yang menarik secara estetika, mudah dan menyenangkan untuk digunakan. Pendekatan ini membantu memastikan kebutuhan dan keinginan pengguna selalu menjadi prioritas utama dalam proses desain.
Dibimbing.id sebagai startup edukasi dan layanan persiapan karir, memiliki Bootcamp UIUX/Product Design yang bisa kamu ikuti jika tertarik untuk belajar lebih lanjut mengenai desain produk digital.
Di bootcamp ini, kamu juga akan belajar sekaligus praktek bagaimana menerapkan desain thinking yang benar untuk membuat produk digital yang bermanfaat bagi pengguna.
Contoh Desain Thinking untuk UI dan UX
Setelah memahami desain thinking, yuk kita bahas bagaimana contoh desain thinking yang sukses dilakukan oleh beberapa perusahaan teknologi terkemuka di bawah ini:
1. Apple Inc.
Siapa yang tak kenal dengan produk Apple? Perusahaan ini dikenal di seluruh dunia sebagai perusahaan teknologi multinasional yang produk-produknya telah memberikan dampak signifikan dalam industri teknologi.
Salah satu contoh terbaik dari penerapan Desain Thinking dari Apple bisa dilihat dalam iPhone, terutama dalam beberapa aspek berikut:
Simplicity dan Intuitiveness
Apple selalu berfokus pada kesederhanaan dalam desainnya. Interface iPhone dirancang sedemikian rupa sehingga pengguna baru pun dapat memahaminya dengan cepat.
Penggunaan ikon yang intuitif dan pengaturan menu yang mudah diakses adalah hasil dari pendekatan berpusat-pada-pengguna yang diadopsi oleh Apple.
Konsistensi Antar Produk
Apple menerapkan konsistensi desain UI dan UX di semua produknya. Misalnya cara kerja gestur, penggunaan warna dan tata letak antarmuka yang tampak serupa di seluruh perangkat. Hal ini memudahkan pengguna untuk beralih dari satu perangkat ke perangkat lainnya.
Feedback Visual dan Haptic
Apple menggunakan feedback visual dan haptic (seperti getaran pada iPhone) untuk memberikan respons langsung kepada pengguna atas aksi yang mereka lakukan. Feedback ini membantu menciptakan pengalaman yang lebih interaktif dan memuaskan.
Accessibility
Fitur aksesibilitas merupakan bagian penting dari UI/UX di produk Apple. Salah satu contohnya adala opsi seperti VoiceOver, yang membantu pengguna tunanetra menggunakan produk Apple.
Inovasi dengan Teknologi
Apple sering memperkenalkan teknologi baru dalam produknya yang mempengaruhi UI/UX secara signifikan.
Misalnya, pengenalan Face ID pada iPhone mengubah cara pengguna berinteraksi dengan perangkat mereka. Inovasi ini menawarkan metode pengamanan yang lebih lancar dan intuitif dibandingkan dengan teknologi sebelumnya.
Pendekatan Desain Thinking Apple menekankan pada empati terhadap kebutuhan pengguna, ideasi berkelanjutan, dan iterasi desain yang berkelanjutan. Semua ini terlihat jelas dalam UI/UX produk-produk mereka.
Pendekatan ini mencarminkan bahwa Apple sangat memahami pengguna mereka dan mengantarkan Apple menjadi perusahaan teknologi top dunia.
2. Google
Google adalah perusahaan multinasional sukses yang memiliki beragam produk digital. Mulai dari teknologi pencarian, komputasi web, software, hingga iklan online. Kesuksesan ini tentunya tidak lepas dari bagaimana Google menerapkan prinsip-prinsip Desain Thinking di bawah ini:
Kejelasan dan Kesederhanaan
Google sangat mengutamakan kejelasan dan kesederhanaan dalam desainnya. Kamu bisa melihat tampilan utama mesin pencari Google yang sangat minimalis.
Tidak ada informasi yang berlebihan, hanya sebuah kotak pencarian dan beberapa tombol. Kesederhanaan ini mengurangi kebingungan dan membantu pengguna fokus pada pencarian.
Material Design
Google mengembangkan Material Design, sebuah bahasa desain yang mengintegrasikan prinsip-prinsip klasik desain dengan inovasi teknologi dan sains.
Material Design ini banyak digunakan di aplikasi Google seperti Gmail, Google Maps, dan Android. Material desain ini menciptakan UI yang konsisten dan intuitif di seluruh produk Google.
Fokus pada Pengguna
Google selalu memprioritaskan pengguna dalam pengembangan produknya. Sebagai contoh, Google Maps menyediakan berbagai pilihan rute dan mode transportasi yang dapat diakses dengan mudah.
Google Maps juga menyediakan informasi real-time tentang lalu lintas, yang dirancang untuk membuat pengalaman pengguna menjadi lebih efisien dan menyenangkan.
Personalisasi
Google memanfaatkan data untuk menawarkan pengalaman yang dipersonalisasi bagi penggunanya.
Misalnya, Google Search menyesuaikan hasil pencarian berdasarkan riwayat pencarian pengguna. Sedangkan YouTube merekomendasikan video berdasarkan preferensi pengguna sebelumnya.
Aksesibilitas
Google juga menekankan aksesibilitas dalam UI/UX. Contohnya adalah fitur seperti teks yang dapat dibaca dengan baik, memiliki kontras warna yang kuat, dan navigasi yang intuitif.
Aksesbilitas ini memastikan bahwa produk mereka dapat diakses oleh sejumlah besar pengguna, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
Penerapan Desain Thinking oleh Google tercermin dari cara mereka yang terus menerus mengiterasi dan meningkatkan produk mereka berdasarkan umpan balik dan kebutuhan pengguna.
3. Netflix
Netflix adalah perusahaan publik Amerika yang bergerak di bidang Internet dan media streaming berbasis langganan, distribusi televisi Internet, dan produksi konten video.
Kesuksesan Netflix bisa ditelusuri dari keberhasilan mereka menerapkan beberapa aspek penting dari penerapan Desain Thinking.
Personalisasi Konten
Netflix terkenal dengan sistem rekomendasi kontennya yang sangat personal. Mereka menggunakan algoritma canggih untuk menganalisis preferensi dan perilaku penonton, sehingga dapat menawarkan rekomendasi yang relevan.
Rekomendasi konten ini menciptakan pengalaman yang unik dan personal bagi setiap pengguna.
Interface yang Mudah Digunakan
UI Netflix dirancang untuk mudah digunakan. Tampilan antarmuka yang bersih dan intuitif memudahkan pengguna menemukan konten yang mereka cari.
Netflix juga menggunakan thumbnail besar untuk film dan acara TV, serta memiliki layout yang rapi. Hal ini sangat membantu pengguna ketika menjelajah katalog.
Pengalaman Menonton Tanpa Gangguan
Saat asyik menonton film di HP dan harus membuka aplikasi lain, tentu bikin bete jika kita harus memutar ulang film dari awal.
Nah, Netflix menawarkan pengalaman menonton di mana pengguna dapat berpindah dari satu perangkat ke perangkat lain tanpa kehilangan titik terakhir mereka menonton.
Fitur ini memperlihatkan bagaimana Netflix memiliki pemahaman mendalam tentang kebutuhan pengguna untuk fleksibilitas dan kenyamanan dalam menonton.
Fitur Penemuan Konten
Netflix memiliki bar pencarian yang responsif, kategori yang terorganisir dengan baik, dan mengelompokkan konten berdasarkan genre atau tema. Semua ini dirancang untuk membantu pengguna menemukan konten baru atau spesifik sesuai minat mereka.
Aksesibilitas
Netflix juga memberi perhatian pada aksesibilitas dalam desainnya, seperti dengan menyediakan subtitle, deskripsi audio, dan kontrol ukuran teks.
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa layanannya dapat diakses oleh berbagai pengguna, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
Melalui penerapan Desain Thinking, Netflix berhasil menciptakan sebuah layanan streaming yang terus berinovasi untuk meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan. Tak heran, membuat Netflix mampu mempertahankan posisinya sebagai salah satu layanan streaming terbesar di dunia.
Itulah tiga contoh desain thinking dari perusahaan teknologi terkemuka. Proses penyelesaian masalah yang fokus pada pengguna akan berhasil menciptakan produk yang fungsional, inovatif, intuitif, dan memuaskan bagi penggunanya.
Tertarik untuk mempelajari bagaimana membangun produk digital yang sukses seperti contoh di atas? Dibimbing.id memiliki Bootcamp UIUX/Product Design yang bisa kamu ikuti.
Bootcamp ini dirancang untuk membekali Sobat MinDi dengan keterampilan praktis dan pengetahuan teoritis dalam merancang UI/UX yang efektif.
Yuk join bareng MinDi dan raih impianmu menjadi seorang UI/UX desainer handal bersama Dibimbing!
Tags