Algoritma Klasifikasi Teks dan Tantangan yang Dihadapinya
Nadia L Kamila
•
07 November 2023
•
2358
Algoritma klasifikasi teks sangat membantu kita yang hidup di era informasi digital, dimana ada begitu banyak teks dan berita yang kita dapatkan setiap hari.
Dengan bantuan algoritma ini, kamu bisa mengelompokkan dan mengorganisir informasi ini ke dalam kategori-kategori yang berbeda, sehingga dapat dengan mudah menemukan informasi yang relevan.
Mengenal Algoritma Klasifikasi Teks
Klasifikasi teks adalah proses pengelompokkan atau pengkategorian teks berdasarkan karakteristik atau pola tertentu menggunakan komputer atau algoritma khusus.
Tujuan utama klasifikasi teks adalah untuk mengidentifikasi kategori atau label yang tepat untuk setiap teks yang diberikan. Klasifikasi ini merupakan aspek penting dalam pemrosesan bahasa alami (NLP) yang digunakan untuk mengotomatisasi pemahaman dan analisis teks.
Contoh penggunaan klasifikasi teks dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
Klasifikasi Spam Email
Algoritma klasifikasi teks digunakan untuk memisahkan email yang masuk ke dalam dua kategori: email yang sah dan email spam.
Pemisahaan kategori ini menjaga kotak masuk email tetap bersih dari pesan-pesan yang tidak diinginkan.
Analisis Sentimen Media Sosial
Algoritma klasifikasi teks digunakan untuk mengevaluasi sentimen publik terhadap produk, merek, atau peristiwa tertentu berdasarkan postingan di media sosial.
Klasifikasi Berita
Di dunia media, klasifikasi teks digunakan untuk mengategorikan berita-berita menjadi topik-topik tertentu seperti politik, olahraga, atau hiburan. Klasifikasi ini mempermudah pengguna dalam menemukan berita yang mereka minati.
Deteksi Plagiat
Algoritma klasifikasi teks dapat digunakan untuk mendeteksi plagiarisme dengan membandingkan teks yang diberikan dengan teks-teks yang telah ada sebelumnya. Hal ini membantu dalam menjaga integritas akademik dan profesional.
Klasifikasi Dokumen
Dalam perusahaan atau organisasi besar, algoritma klasifikasi teks digunakan untuk mengorganisasi dan mengelompokkan dokumen-dokumen ke dalam kategori tertentu, seperti kontrak, laporan, atau surat.
Peran algoritma klasifikasi teks dalam konteks ini adalah sebagai otak di balik proses otomatisasi pengelompokkan teks.
Algoritma ini menganalisis teks berdasarkan fitur-fitur tertentu seperti kata-kata kunci, frasa, atau pola tertentu, dan kemudian mengklasifikasikan teks tersebut sesuai dengan aturan atau model yang telah dipelajari.
Misalnya dalam klasifikasi spam email, algoritma akan mempelajari bahwa email-email dengan kata-kata seperti "diskon besar," "penawaran istimewa," atau "menang lotre" cenderung spam.
Algoritma tersebut kemudian dapat mengidentifikasi email-email yang mengandung kata-kata tersebut dan memindahkannya ke folder spam.
Dengan kata lain, algoritma klasifikasi teks membantu otomatisasi tugas-tugas yang sebelumnya memerlukan intervensi manusia dalam mengkategorikan teks, sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam berbagai aplikasi.
Keilmuan yang mempelajari bagaimana algoritma bekerja untuk mengklasifikasikan teks adalah bagian dari bidang yang lebih luas yaitu data science. Sobat MinDi bisa mempelajarinya di Bootcamp Data Science Dibimbing.
Bootcamp ini memfasilitasi dengan live class dan practical exercise setiap pekannya dan dibimbing langsung oleh para mentor sekaligus praktisi dari berbagai top tech company di Indonesia.
Algoritma Klasifikasi Teks yang Umum Digunakan
Ada empat algoritma untuk mengklasifikasi teks yang sering digunakan. Keempat algoritma tersebut adalah:
1. Naive Bayes
Algoritma ini didasarkan pada Teorema Bayes dan menganggap bahwa semua fitur kata-kata dalam teks saling independen. Asumsi ini cukup sederhana dan mungkin tidak selalu benar dalam konteks dunia nyata.
Algoritma ini digunakan untuk memisahkan email yang masuk ke dalam dua kategori: email yang sah dan email spam.
Naive Bayes mengidentifikasi fitur-fitur seperti kata-kata kunci atau frasa yang sering terkait dengan email spam, seperti "diskon besar," "penawaran istimewa," atau "menang lotre."
Algoritma Naive Bayes kemudian menghitung probabilitas bahwa email tersebut adalah spam berdasarkan kemunculan kata-kata kunci ini. Jika probabilitasnya melebihi ambang batas tertentu, email tersebut diklasifikasikan sebagai spam dan dimindahkan ke folder spam..
2. Mesin Dukungan Vektor (SVM)
Mesin Dukungan Vektor atau SVM adalah algoritma klasifikasi teks lainnya yang memiliki banyak kegunaan dalam pemrosesan bahasa alami.
SVM bekerja dengan mencari garis atau hyperplane terbaik yang dapat memisahkan dua kelas atau lebih dalam ruang fitur. Garis atau hyperplane ini disebut "batas keputusan."
Contoh penggunaan SVM dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam klasifikasi sentimen pada media sosial. Misalnya, kamu ingin mengklasifikasikan komentar-komentar di platform media sosial sebagai "positif," "negatif," atau "netral."
SVM akan mempelajari pola-pola dalam komentar-komentar tersebut berdasarkan fitur-fitur seperti kata-kata atau frasa tertentu yang berkaitan dengan sentimen positif atau negatif.
Kemudian, SVM akan mencari batas keputusan yang dapat memisahkan komentar-komentar tersebut ke dalam tiga kategori tersebut.
Kelebihan dari SVM adalah kemampuannya untuk menangani dataset yang kompleks dan non-linear dengan baik. SVM juga memiliki performa yang baik dalam kasus-kasus di mana ada sejumlah besar fitur dalam dataset.
3. Regresi Logistik
Regresi Logistik adalah salah satu algoritma klasifikasi teks yang digunakan untuk mengatasi masalah klasifikasi biner, di mana teks harus diklasifikasikan ke dalam salah satu dari dua kategori.
Algoritma ini bekerja dengan memodelkan probabilitas bahwa teks masuk ke dalam salah satu dari dua kelas berdasarkan fitur-fitur yang ada dalam teks.
Bank-bank sering menggunakan regresi logistik untuk mengevaluasi apakah seorang pemohon layak mendapatkan pinjaman atau tidak.
Dalam kasus ini, variabel input seperti pendapatan, riwayat kredit, dan faktor-faktor lainnya digunakan untuk memprediksi kemungkinan seseorang gagal membayar pinjaman (kelas 1) atau berhasil membayar pinjaman (kelas 0)
4. Jaringan Saraf Tiruan (Neural Networks)
Jaringan Saraf Tiruan atau Neural Networks merupakan algoritma klasifikasi teks yang populer dan kuat. Jaringan saraf tiruan bekerja dengan cara meniru struktur jaringan saraf manusia dan mampu memproses data teks secara kompleks.
Contoh penggunaan Jaringan Saraf Tiruan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam analisis sentimen pada ulasan produk di internet.
Jaringan saraf tiruan akan memproses ulasan-ulasan tersebut sebagai input, mengidentifikasi pola-pola kompleks dalam kata-kata dan frasa yang mengungkapkan sentimen positif, negatif, atau netral terhadap produk.
Kelebihan dari Jaringan Saraf Tiruan adalah kemampuannya untuk memodelkan hubungan yang rumit dalam data teks.
Namun, Jaringan Saraf Tiruan juga memerlukan jumlah data yang lebih besar dan waktu pelatihan yang lebih lama dibandingkan dengan beberapa algoritma lainnya, dan bisa menjadi lebih kompleks untuk diimplementasikan.
Tantangan dalam Algoritma Klasifikasi Teks
Selama proses klasifikasi teks, terkadang ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh algoritma, seperti:
1. Variabilitas Bahasa
Manusia sering kali menggunakan bahasa dengan cara yang bervariasi dan tidak selalu sesuai dengan tata bahasa yang baku.
Variabilitas bahasa ini dapat menjadi tantangan dalam memahami dan mengklasifikasikan teks, terutama jika algoritma tidak dilatih dengan dataset yang mencakup variasi bahasa yang cukup.
2. Data Tidak Seimbang
Dalam beberapa kasus, data teks yang digunakan untuk melatih algoritma klasifikasi antara kelas-kelas yang berbeda ini tidak seimbang.
Ketidakseimbangan ini bisa menyebabkan bias dalam model klasifikasi, di mana kelas dengan jumlah sampel yang lebih banyak lebih mudah dikenali daripada kelas dengan jumlah sampel yang lebih sedikit.
3. Pola Tidak Langsung
Beberapa fitur dalam teks mungkin tidak langsung terkait dengan kelas yang ingin diidentifikasi.
Misalnya, dalam analisis sentimen, kata-kata seperti "dan," "atau," atau "juga" mungkin tidak langsung mengungkapkan sentimen tertentu tetapi tetap muncul dalam teks.
4. Konteks yang Sulit Dipahami
Algoritma klasifikasi teks mungkin kesulitan dalam memahami konteks atau makna yang lebih dalam dalam teks, terutama jika teks tersebut mengandung lelucon, ironi, atau referensi budaya yang khusus.
Itulah keempat tantangan dalam algoritma klasifikasi teks yang biasanya ditemui ketika hendak mengklasifikasikan satu atau beberapa teks tertentu.
Bagaimana cara mengatasinya? Yuk bahas tentang algoritma dan klasifikasi lbih mendalam dengan mengikuti Bootcamp Data Science dari Dibimbing.
Selain belajar, Sobat MinDi juga bisa mendapatkan insight mengenai karir sebagai data scientist melalui fasilitas Dibimbing berupa layanan career preparation juga lho! So, segera daftar sebelum kehabisan kuota ya!
Tags